Wawancara: Penerus
Peter Shee – Singapura
Catatan Editor: Dalam perjalanan kita sebagai orang Kristen, dengan kita berakar dan bertumbuh dalam anugerah dan firman Tuhan, maka secara alami kita akan menghasilkan buah (Yes. 37:21; Yoh. 15:5; Rm. 7:4). Dan semakin kita mengenal Tuhan, kita akan semakin tergerak oleh kasih Kristus untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup (Rm. 12:1). Sebagai bagian dari tubuh Kristus dan bagian dari imamat yang rajani (1Ptr. 2:9), melayani Tuhan menjadi tugas dan tujuan kita. Oleh karena itu, tema penerus sangatlah penting bagi para pemuda, untuk mempersiapkan diri mereka mengambil langkah selanjutnya dalam pelayanan dan mengemban lebih banyak tanggung jawab. Di sini, kami meminta nasihat Pdt. Peter Shee untuk para pemuda – tiang-tiang penopang gereja di masa depan.
Alkitab mencatatkan banyak contoh figur guru dan penerusnya, seperti Musa dan Yosua, Elia dan Elisa. Apakah ada perikop dalam Alkitab tentang penerus yang ingin Anda bagikan?
Surat Paulus yang kedua kepada Timotius, salah seorang penerusnya, memberikan banyak pemikiran yang berharga tentang tema ini. Dalam surat ini, terdapat satu ayat yang sangat relevan untuk setiap diskusi tentang penerus:
“Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.” (2Tim. 2:2)
Surat ini pada dasarnya berfokus pada bimbingan Paulus kepada Timotius, tetapi jika kita perhatikan dengan saksama, ayat ini mengungkapkan empat generasi penerus– dari Paulus kepada Timotius dan banyak saksi lainnya, kemudian diteruskan kepada kelompok orang-orang yang dapat dipercayai, lalu diteruskan lagi kepada orang yang cakap mengajar orang lain. Perlu diperhatikan, Paulus melihat para pembimbingnya sebagai nenek moyangnya, dan Timotius sebagai anaknya (2Tim. 1:3, 2:1). Pekerjaan pelayanan adalah seperti bisnis keluarga.
Dapat melihat hal ini sungguhlah menguatkan –betapa eratnya hubungan yang dapat dibangun antar sesama rekan sekerja Allah. Pengajaran apa saja tentang penerus yang dapat kita pelajari dari
Kita dapat mulai dari ayat yang baru saja saya bagikan,
Sekadar memperbaiki penampilan luar dari perilaku kita tidaklah cukup. Ini menyangkut juga kondisi di dalam diri kita. Untuk dapat menunaikan pelayanan kita, kita perlu kekudusan yang dibangun di atas dasar doktrin dan kekudusan Tuhan. Paulus menyebutkan kemerosotan moral yang akan terjadi pada orang-orang di akhir zaman (2Tim. 3:1-7). Kurangnya pengetahuan akan kebenaran akan mengarah kepada dosa, karena mereka “selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran.” (2Tim 3:7) Doktrin dan perilaku berjalan beriringan.
Meneruskan pelayanan tidaklah mudah. Timotius menghadapi banyak tantangan di dalam lingkungan sekitarnya. Beberapa kali, Paulus mengawali nasihatnya kepada Timotius dengan kalimat, “Tetapi engkau” (2Tim. 3:10, 14, 4:5). Di sini Paulus menekankan akan kebobrokan yang dilakukan oleh teman-teman sekerja Timotius, yang bahkan diberi label oleh Paulus sebagai orang jahat (2Tim. 3:13). Maka, ketika kita mengambil tantangan untuk meneruskan pelayanan, Paulus menyatakan bahwa kita harus menjadi seperti prajurit dan olahragawan; harus fokus dan disiplin (2Tim. 2:3-5). Kita perlu mendisiplinkan diri dalam mengejar kebenaran dan hal-hal tentang Tuhan.
“Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.” (2Tim. 2:4)
Akhirnya, sama seperti Timotius meneladani Paulus, kita bisa meneladani hamba-hamba Tuhan yang lebih senior, dan secara saksama mengikuti apa yang telah mereka lakukan dengan baik. Saya dan juga teman-teman sekerja saya selalu bercermin pada
Kita akan dapat melihat bahwa semua pengajaran ini erat kaitannya dengan tantangan-tantangan yang ada dalam meneruskan pelayanan.
Saya pikir tantangan-tantangan yang Timotius hadapi ini merupakan tantangan-tantangan yang sekarang kita hadapi juga.
Ya. Berapa banyak pemuda, baik saudara dan saudari, yang ingin menjadi pekerja penuh waktu? Para saudari memang tidak dapat melayani dengan kapasitas yang sama seperti para saudara, tetapi mereka juga dapat melayani penuh waktu.
Atau, pikirkan tentang perjuangan kita mengejar kekudusan. Berapa banyak teman-teman sebaya Anda yang masih menjaga kekudusan sebelum menikah? Perilaku kita harus berbeda! Ingatlah perkataan Paulus: “Tetapi engkau.”
Kita juga dapat bertanya kepada diri kita sendiri: Apakah kita sudah menderita bagi Kristus? Pengalaman terburuk apa yang telah saya alami untuk Kristus? Apakah kita pernah diludahi ketika memberitakan Injil? Seorang pendeta pernah mengalami seseorang menghancurkan pamflet penginjilan tepat di hadapannya. Tidak banyak dari kita yang pernah mengalami banyak penderitaan bagi Kristus. Tuhan telah begitu baik dan sabar dalam melatih kita, hanya saja Dia belum menguji kita. Kita belum mengalami penderitaan. Karena kita masih jauh dari siap. Namun, kita harus bersiap ketika orang-orang menghina kita! Kita tidak dapat meresponnya dengan kepalan tangan – kita harus menanggapinya seperti Yesus dan Paulus. Bagaimana kita dengan lemah lembut dan rendah hati membawa mereka pada pengertian yang benar (2Tim. 2:24-26)? Bagaimana kita menguatkan diri kita, ketika keadaan kita sangat nyaman, sehingga kita dapat bertahan ketika terjadi penganiayaan yang hebat?
Meneruskan pelayanan bukanlah tentang tantangan yang sedang kita hadapi sekarang, tetapi tantangan yang akan kita alami. Setiap orang yang mau hidup kudus pastilah akan mengalami penganiayaan (2Tim. 3:12, 2:3). Mengalami penganiayaan adalah bagian dari melakukan pekerjaan Tuhan.
Bagaimana jika saya merasa tidak memiliki karunia yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam meneruskan pelayanan?
Ketika kita berkata tidak dapat melakukan ini atau itu untuk Tuhan, kita berdusta terhadap kebenaran! Setelah kita dibaptis, setiap jemaat memiliki fungsinya masing-masing sebagai anggota. Tuhan tidak akan menempatkan kita dalam tubuh Kristus tanpa karunia (Rm. 12:4-8). Kita mungkin merasa tidak memiliki karunia, tetapi ini tidaklah benar. Karena itu, Paulus mengingatkan Timotius “untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padanya.” (2Tim. 1:6). Apakah kita merasa bahwa kita memiliki kemampuan untuk melayani Tuhan atau tidak, itu hanyalah pikiran kita saja. Paulus juga menunjukkan bahwa Tuhan tidak akan memberikan kepada kita roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan ketertiban (2Tim. 1:7). Ketertiban inilah yang akan membantu kita berpikir sesuai kehendak Tuhan.
Bagaimana Anda dibimbing ketika muda?
Saya menemani seorang Saudara dalam Pemahaman Alkitab yang diadakan di beberapa wilayah dan juga kampus sekolah, beberapa kali dalam seminggu. Dulu, Singapura hanya memiliki satu gereja. Dan oara pemudalah yang memimpin Pemahaman Alkitab untuk orang dewasa! Mereka menjadi teladan bagi jemaat (1Tim. 4:12). Saya banyak belajar dari mengamati orang-orang, dan juga dari melakukan pekerjaan Tuhan dalam situasi seperti ini. Kita juga mengajak rekan-rekan lainnya dan jemaat yang lebih muda untuk mencintai firman Tuhan. Maka, semakin banyak pemuda yang menghadiri sedikitnya satu Pemahaman Alkitab di setiap wilayah setiap minggunya. Sekarang, mereka menjadi para pelayan Tuhan yang setia di gereja.
Sebagai catatan, ada beberapa pemuda yang sedikit lebih muda dari saya, yang menyebut diri mereka Kelompok Timotius. Mereka sangat suka melakukan penginjilan. Kelas Remaja pun semakin bertumbuh, bertumbuh dan bertumbuh! Mereka adalah kelompok pemuda yang kuat. Separuh dari mereka sebelumnya adalah simpatisan, dan banyak dari mereka yang dibaptis dan sampai hari ini aktif melayani di gereja. Kita memerlukan para pemuda inti yang kuat dalam iman – ini sangat penting untuk gereja. Para pemuda ini tidak harus berada dalam kemajelisan.
Nasihat apa lagi yang dapat Anda berikan bagi para pemuda saat ini?
Membangun hubungan dengan para jemaat yang lebih muda sangatlah penting, maka para pemuda harus membangun hubungan dengan para remaja dan juga anak-anak dalam Pendidikan Agama. Sebelum Anda menilai guru-guru agama, lihatlah terlebih dahulu diri Anda. Bagaimana komitmen Anda terhadap firman Tuhan dan dalam menghadiri persekutuan? Jika Anda seorang guru agama, lihatlah kelas Anda. Apakah mereka kuat? Apakah mereka juga mendapatkan pendidikan agama di rumah? Kita harus mulai sedini mungkin, karena dunia ini telah mempengaruhi mereka sejak dini! Kelas Pendidikan Agama satu kali seminggu tidaklah cukup untuk membuat mereka terpelihara dari pengaruh dunia. Ini pekerjaan mendaki gunung, karena itu seluruh pemuda, bukan hanya mereka yang menjadi guru agama saja, harus menjadi teman bagi murid-murid kita. Jika Anda mencintai Firman Tuhan, jagalah para remaja ini. Berikan pengaruh Kristen yang positif kepada mereka.
Mengapa Paulus meminta Timotius untuk mencari orang-orang yang dapat dipercayai, yang dapat mengajar orang lain (2Tim. 2:2)? Karena kecakapan dalam mengajar firman Tuhan adalah hal yang sangat penting dalam meneruskan pelayanan. Mengajar bukanlah sekedar menjadi guru agama. Mengajarkan firman Tuhan adalah bagaimana menggunakan Alkitab dan juga kehidupan kita, untuk menginspirasi orang lain menjadi umat Kristen yang benar.
“Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.” (2Tim. 2:15)
Dalam bahasa Inggrisnya, ‘terus terang’ diterjemahkan sebagai ‘dibagi-bagi’. Kita perlu membagi-bagi firman Tuhan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, sehingga orang-orang dapat lebih mudah memahaminya. Kita dapat merasa sebagai pekerja yang baik, tetapi apakah kita dapat mengajar?
Kita perlu mengajak dan mendorong satu sama lain dalam kasih akan firman Tuhan. Bagaimana kita dapat menjadi orang Kristen yang memiliki pengaruh yang baik? Kita tidak boleh menjadi orang yang berfokus pada tugas; sebaliknya, kita harus berfokus pada orang. Kita tidak bisa hanya menyimpan Firman Tuhan bagi diri kita sendiri, jika kita ingin mendorong orang lain dengan firman tuhan. Kita harus membangun hubungan dengan saudara-saudari seiman di berbagai usia, dan peliharalah pertemanan ini.
Di masa mendatang, jika Anda menjadi pekerja Tuhan dalam kemajelisan, jangan abaikan para pemuda. Mereka memerlukan bimbingan Anda.
Terima kasih telah membagikan nasihat, Pendeta Shee. Apakah ada kata-kata terakhir untuk kami?
Tidak ada yang memaksa Anda menjadi orang Kristen. Tetapi jika Anda memutuskan menjadi orang Kristen, Anda tidak memiliki pilihan selain melayani dalam pekerjaan Tuhan. Pelayanan dan kehidupan Kristen tidaklah memiliki garis pemisah. Dalam mengikuti pelayanan dan pengajaran Paulus, Timotius mengikuti cara hidup Paulus (2Tim. 3:10-12). Terimalah tantangan ini. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu!