Suara Sejati
Hotel dan Tiket (Bag 1)
“Sdr. Rusmidi Karyoko, Gereja cabang Samanhudi, Jakarta”
Reservasi tiket dan hotel sudah menjadi hal yang sangat umum bagi masyarakat kita. Beberapa peristiwa yang akan dibagikan berikut mungkin akan mudah kita pahami, karena semua syarat dan ketentuan yang berlaku untuk penumpang, juga sama berlaku bagi agen travel, tanpa terkecuali.
Tanggal 07-Agustus-2018, suatu kali, saat saya sedang membantu pelanggan untuk memesan kamar hotel bintang empat di Singapura, saya kurang teliti sehingga nama tamu yang diketik malah nama saya sendiri.
Setelah menyadari kesalahan itu, saya menjadi panik karena jumlah kamar yang diambil ada beberapa buah kamar dan jumlah malam menginapnya cukup banyak, ditambah lagi harga hotel bintang empat ini mahal.
Saya makin gelisah, mengingat bahwa jenis reservasi yang saya ambil adalah jenis promosi—yang sejak awal sudah diperingatkan kalau harga ini sama sekali tidak bisa ganti nama dan tidak bisa balik uang. Jika ada perubahan, maka uang yang sudah dibayarkan akan hangus.
Sesudah bernegosiasi lewat email maupun telpon, saya akhirnya menyerah pada peraturan yang berlaku—sebab staff hotel yang di Singapura sangat memegang peraturan dengan ketat.
Masih ada satu opsi, yaitu: saya harus rela untuk membeli tiket bagi diri sendiri dan berangkat di hari yang sama agar saya dapat membantu pelanggan ini check-in hotel dengan paspor milik saya. Saya rela dengan opsi ini, dibandingkan saya harus rugi besar jika mereservasi ulang dengan nama pelanggan.
Namun, masalah lain muncul. Tiba-tiba ada urusan lain yang sangat mendesak di hari chek-in tersebut, sehingga tidak mungkin saya berangkat ke Singapura.
Saya menyerah, hanya dapat berdoa kepada Tuhan Yesus. Setelah itu, saya mencoba email kembali ke hotel dengan permintaan serupa—yang sudah pernah ditolak oleh mereka. Besok paginya, saya cek email dan tidak ada balasan yang masuk.
“Ah, saya sudah pernah mengalami ini sebelumnya, selalu saya yang rugi. Kali ini harus siap rugi lagi, rela tidak rela,” pikir saya.
Namun siang itu, ada email masuk dan isinya ternyata permintaan ganti nama dikabulkan oleh pihak hotel di Singapura, tanpa ada biaya penalti sama sekali. Sangat aneh, tetapi saya sangat bersyukur karena tidak mengalami kerugian besar.
Tanggal 10-September-2018, ada seorang penumpang dengan tujuan Bangkok, berangkat dengan pesawat Thai Airways. Saat mengeluarkan tiket pelanggan ini, saya lalai untuk membaca ulang peraturan bahwa tiket tidak dapat Refund ataupun ganti jadwal penerbangan.
Beberapa minggu kemudian, saat pelanggan meminta ganti jadwal, saya kebingungan karena pihak maskapai penerbangan mengharuskan saya untuk membeli tiket baru di jadwal yang baru, dengan harga yang jauh lebih mahal. Saya tidak berani menjelaskan hal ini ke pelanggan yang bersangkutan, karena perusahaannya adalah pelanggan kami yang terbaik.
Beberapa kali saya menelpon pihak maskapai. Tetap saja mereka tegaskan bahwa tidak ada dispensasi dan peraturan tetap harus diikuti. Artinya, saya harus siap merugi dengan cara membeli tiket baru lagi untuk si pelanggan.
Saya tidak bisa mengeluh, karena memang saya yang salah. Apalagi, saya sudah pernah mengalami hal ini beberapa kali sebelumnya, maka seharusnya saya yang harus lebih teliti.
Saat itu, saya hanya dapat berdoa kepada Tuhan Yesus. Esok hari, saya mencoba untuk telpon lagi. Dijawab oleh pihak maskapai dengan jawaban serupa, yaitu: Secara Peraturan Maskapai Penerbangan, permintaaan saya tidak dapat dipenuhi. Namun, perbincangan belum selesai, saya di-Hold lama sekali. Sesudah itu, saya malah diminta untuk memeriksakan email yang masuk. Ternyata permintaan saya untuk mengganti jadwal penerbangan pelanggan dikabulkan oleh pihak maskapai tanpa biaya penggantian sepeser pun! Sungguh aneh sekali. Terima kasih Tuhan Yesus.
Tanggal 12-September-2018, seorang penumpang dengan tujuan Melbourne, berangkat dengan pesawat Garuda.
Saat issued tiket, saya merasa bahwa nama penumpang sudah saya ketik dengan benar, yaitu: Hendro Lumawang Soelaiman (bukan nama sebenarnya dan nama terdiri dari 3 kata)
Memang, di halaman terakhir sebelum saya mengetik jumlah pembayaran, layar komputer sudah memberikan peringatan, “Harap periksa nama penumpang”
Karena saya kurang teliti…..
Kesaksian ini akan dilanjutkan pada bagian terakhir
Segala Kemuliaan hanya bagi nama Tuhan Yesus
Amin