Suara Sejati
Tiga Garis Samar
Sdr. Noven Josafat, Gereja Cabang Jakarta
Pada bulan September 2020, adik bungsu saya menjalani rapid test di kantornya. Ternyata hasilnya reaktif. Tentu hal tersebut begitu mengejutkan keluarga kami, yang selama masa pandemi ini selalu mengikuti protokol kesehatan.
Esok harinya, atasan di tempat adik saya bekerja menyuruh adik saya untuk menjalani swab test di rumah sakit. Ibu saya juga mengikuti tes itu, karena beliau tinggal sekamar dengan adik. Dua hari kemudian keluarlah hasilnya. Ibu saya negatif sedangkan adik saya ternyata positif menderita COVID-19 dengan kategori OTG atau “Orang Tanpa Gejala”— istilah yang digunakan untuk kondisi ringan pada seseorang yang terinfeksi virus corona tetapi tidak menunjukkan gejala.
Saya dan istri merasa cemas, sebab adik saya sering berada di dekat anak kami yang usianya saat itu 18 bulan. Kami khawatir anak kami sudah tertular. Saya memutuskan untuk membeli alat rapid test di toko online. Kami bertiga memiliki hasil yang berbeda-beda.
Hasil test saya negatif. Istri memiliki dua garis samar—yang artinya: kemungkinan positif. Sedangkan anak kami memiliki hasil tiga garis samar—yang artinya: mungkin baru tertular atau sudah selesai tertular. Kami begitu panik dan hanya dapat berdoa kepada Tuhan untuk melindungi anak kami yang masih kecil. Kondisi istri saya pada waktu itu sedang hamil besar dan rentan untuk tertular.
Dua hari kemudian, kami memutuskan untuk menjalani swab test—saya, istri, anak dan mertua saya. Kami sangat khawatir dengan perasaan yang bercampur aduk. Sebelum menjalani tes, kami berdoa. Kami juga merasa iba menyaksikan bagaimana si kecil yang melewati proses yang tidak menyenangkan dari tes tersebut.
Selama dua hari menunggu dengan rasa cemas, akhirnya hasil tes keluar. Puji Tuhan, kami semua memiliki hasil yang negatif—tidak tertular virus corona. Terima kasih Tuhan Yesus. Saya percaya bahwa Tuhan Yesus-lah yang memimpin dan menjaga kami di dalam setiap langkah hidup.
Sungguh bersyukur kepada Tuhan karena kami dapat tetap merasakan kesehatan di tengah-tengah masa pandemi dengan tantangan bahwa saya sendiri pun diwajibkan untuk tetap bekerja di area luar kantor.
Setidaknya, saat ini kami dapat merasakan ketenangan sambil menunggu kelahiran anak kedua kami. Sementara itu, adik bungsu saya—sesudah isolasi total selama dua minggu— akhirnya sembuh dari COVID-19 dan sudah dapat beraktivitas secara normal kembali.
Segala Kemuliaan hanya bagi nama Tuhan Yesus
amin