Suara Sejati
Benjolan Di Ketiak
Sdri. Shelvy, Gereja cabang Samanhudi, Jakarta
Masa pademi sekarang ini, hampir semua masyarakat terkena dampak— terutama perekonomian keluarga. Keluarga kami pun terkena masalah ekonomi. Suami sejak bulan Maret 2020 tidak mendapat pemasukan, oleh karena usaha suami bergerak dalam bidang pengiriman dan semua pelanggannya tidak aktif lagi.
Setiap malam kami sekeluarga berdoa menggunakan bahasa akal, karena suami saya bukan jemaat Gereja Yesus Sejati. Doa yang kami panjatkan mulai dari rasa bersyukur sampai pada pertanyaan kepada Tuhan, “Sampai kapan pandemi ini berakhir? Apa salah kami dan apa yang harus kami lakukan?”
Setiap hari, doa-doa itu kami ucapkan. Pada akhir bulan April 2020, saya terkejut dengan adanya benjolan di ketiak sebelah kiri. Dalam pikiran saya, mungkin hanya panas dalam. Saya langsung banyak minum air. Namun, dari hari ke hari, benjolan tersebut bukan mengecil tetapi bertambah menjadi lima benjolan besar dalam waktu dua minggu.
Saya bercerita kepada suami dan saat itu tanggapannya adalah, “Seperti kamu gak punya iman aja.” Dia meyakinkan saya kalau itu hanya efek panas dalam saja dan kalau terus menerus dihantui rasa takut malah akan terwujud seperti apa yang kita takuti. Suami pernah mengajak saya untuk memeriksakan ke dokter, tetapi saya menolak karena saya berpikir bahwa uangnya masih kami perlukan untuk kebutuhan yang lain.
Setiap malam saya berdoa dan menangis. Sebab kalau saya mengangkat tangan saja, rasanya sakit sekali. Di suatu malam, mendadak saya teringat oleh kesaksian saudari Li dari Gereja Yesus Sejati Wuhan, Tiongkok, dan saat itu juga, saya merasakan gerakan dalam hati yang menyemangati saya untuk berdoa memohon Roh Kudus.
Kira-kira jam tiga subuh, saya langsung berdoa memohon Roh Kudus dan sambil menangis. Selesai doa, ada ketenangan di dalam hati dan puji Tuhan, siang harinya benjolan itu perlahan mengecil dan menghilang semuanya di hari ke-3.
Puji Tuhan, luar biasa, Tuhan menginginkan saya untuk semakin mendekat pada-Nya. Selama pademi ini, memang saya hanya berdoa meminta Tuhan untuk memulihkan perekonomian saya dan pernah beberapa kali saya berpikir, “Mengapa orang yang tidak percaya Tuhan perekonomiannya jauh lebih baik?”
Namun, Tuhan masih baik. Dia menegur saya dan membawa saya balik kepada-Nya.
Segala Kemuliaan hanya bagi nama Tuhan Yesus
amin