Suara Sejati
Hadiah Terbesar Di Masa Pandemi
Sdri. Intan Kumala, Gereja cabang Daan Mogot, Jakarta
Setiap sabat, suami saya mengikuti paduan suara di gereja Samanhudi, sehingga kami lebih sering beribadah di Gereja Yesus Sejati—Samanhudi.
Sekitar akhir bulan Mei 2020, saya dan keluarga diterpa masalah yang cukup berat. Akibatnya, saya merasa terjepit dan hati menjadi sangat terbeban.
Tanggal 30 Mei 2020, saya dan keluarga beribadah di rumah pada hari Sabat, karena saat Pandemi, ibadah dilayani secara online.
Sabat pagi itu, Firman Tuhan dibawakan oleh pendeta melalui link YouTube. Tema yang dibawakan “Damai Sejahtera Bagimu”. Ketika Firman Tuhan disampaikan, saya mencatatnya sambil menangis, karena saya merasa Firman Tuhan sangat menyentuh hati sehingga membuat saya merasa sangat terharu.
Salah satu hal yang disampaikan oleh pengkhotbah adalah perihal meminta dan mendapat kepenuhan Roh Kudus. Tuhan akan mengatasi semua persoalan kita dan kita akan mendapatkan damai sejahtera yang dari Tuhan.
Pada sesi doa penutup, saya berdoa memohon Roh Kudus, seperti yang dianjurkan oleh Pendeta tersebut. Saat berdoa, saya dengan sepenuh hati memohon kepenuhan Roh Kudus. Di dalam doa, saya juga memohon ampun atas segala kesalahan saya, baik yang disengaja ataupun yang tidak. Saya berdoa sambil menangis tersedu-sedu dan berkata bahwa saya mau menyerahkan semua masalah yang menghimpit itu kepada Tuhan dan memohon agar Tuhan turut serta dalam penyelesaian masalah saya itu.
Pada pertengahan doa, tiba-tiba dalam posisi mata masih tertutup, saya melihat ada seseorang yang bercahaya sangat terang datang kepada saya dan menumpangkan tangan ke atas kepala saya.
Lalu saya merasakan adanya suatu kehangatan mulai turun ke atas diri saya. Saat itu juga, saya tidak dapat lagi mengucapkan kata Haleluya. Tetapi saya mulai mengucapkan kata-kata lain yang tidak saya mengerti. Di saat yang bersamaan, saya merasakan damai sejahtera yang luar biasa di hati.
Begitu selesai berdoa, saya merasa sangat lega dan beban berat itu terasa sudah terangkat semuanya. Selesai berdoa, saya baru sadar kalau sebenarnya sesi doa di kebaktian online sudah selesai terlebih dahulu.
Total waktu saya berdoa sekitar 30 menit. Padahal, biasanya saya tidak kuat berlutut lama di lantai tanpa alas, itupun paling cuma bertahan sekitar 5 menit. Namun hal yang aneh terjadi, kali ini saya sanggup berlutut berdoa hingga 30 menit.
Saya sangat bersyukur atas berkat-Nya yang luar biasa. Saya baru paham, walaupun di masa pandemi ini, ternyata di mana pun kita berdoa memohon Roh Kudus—jika kita memintanya dengan kesungguhan hati, pasti Tuhan akan menggenapi janjiNya untuk mencurahkan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya (Lukas 11:9-13).
Segala Kemuliaan hanya bagi nama Tuhan Yesus
amin