Bagian 5. Harapan dan Doa Musa yang Kelima – Mazmur 90:15
4. Kemuliaan Kekal Jauh Lebih Besar
“Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami”
—2 Korintus 4:17
Pada saat Musa berusia 80 tahun, ia adalah seorang yang sudah berumur. Namun, di usianya yang sudah lanjut, justru Tuhan memakai Musa sebagai alat kemuliaan-Nya dan menjadi berkat bagi umat Israel.
Hari ini, seperti apakah kira-kira orang yang paling diberkati? Apakah mereka yang sudah pensiun dan memiliki kemampuan untuk mengelilingi dunia serta menikmati hidup? Bagaimana firman Tuhan menggambarkan orang yang diberkati?
Menurut surat rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, orang yang paling diberkati adalah orang yang mendapatkan berkat yang tak nampak, yaitu: berkat kemuliaan kekal. Hari ini, apakah kita juga mengejar berkat demikian?
Renungan:
Setiap hari kita bekerja keras dan berusaha untuk menaikkan status sosial maupun gaji yang besar. Namun, berkat demikian sifatnya adalah sementara. Setelah kita meninggal, maka berkat tersebut tak dapat dinikmati lagi. Sebaliknya, jika sekarang kita rela untuk mengalami penderitaan ringan agar kelak nanti kita mendapat kemuliaan kekal setelah kita meninggal; maka berkat tersebut dapat kita nikmati selamanya.
Bagaimana caranya agar kita dapat memperoleh kemuliaan kekal?
Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, rasul Paulus menekankan tentang “penderitaan ringan yang sekarang ini.” Penderitaan seperti apakah yang pernah dialami oleh rasul Paulus? Mulai dari pukulan sebanyak 39 kali, hampir mati saat diseret keluar dari sebuah kota, kelaparan sampai mengalami karam kapal sebanyak tiga kali.
Dalam pelayanannya, rasul Paulus sama sekali tidak menerima bayaran sepeser pun. Namun, ia hampir kehilangan nyawanya demi pekerjaan Tuhan. Apakah kita akan mengambil pilihan serupa jika berada di posisi rasul Paulus?
Dalam suratnya kepada jemaat Korintus, rasul Paulus justru menekankan bahwa apa yang ia alami adalah penderitaan ringan-sebab dibandingkan dengan kemuliaan kekal, penderitaan tersebut sama sekali tidak berarti.
Perihal kemuliaan kekal dapat kita pahami dari contoh bagaimana Tuhan Yesus berubah rupa saat Ia berada di sebuah gunung yang tinggi. Wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Demikianlah wujud kemuliaan kekal milik Tuhan.
Apa yang dirasakan oleh rasul Paulus, juga dirasakan oleh Musa. Selama 40 tahun dilatih oleh Tuhan di padang gurun, hal tersebut adalah penderitaan ringan—jika dibandingkan dengan kemuliaan yang telah Tuhan berikan kepadanya. Penulis Injil Matius mencatatkan bagaimana Musa dan Elia sedang bersama-sama dengan Tuhan Yesus dalam kemuliaan-Nya!
Sama halnya dengan diri kita pada hari ini: Meskipun kita tahu bahwa bekerja bagi Tuhan itu kadangkala melelahkan, membuat kita merasa jemu atau bahkan tertekan—selain itu kita juga masih harus membagi waktu untuk mengurusi keluarga—jika kita menatap pada kemuliaan kekal yang dijanjikan Tuhan, maka segala penderitaan yang kita alami menjadi jauh lebih kecil nilainya.