Bagian 1. Pendahuluan Seluruh Kitab
22. Perkenalan Diri Yohanes
“Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus” (Why. 1:9).
Saudaramu dan Sekutumu
Perkataan di atas adalah perkenalan diri Yohanes, yang mendapat penglihatan dan menulis kitab ini, untuk menyatakan status dan wewenangnya, juga untuk menunjukkan sikap yang tulus. Dia mengatakan “aku, Yohanes, saudaramu”, perkataan ini sangat akrab dan dapat dipercaya.
Dikatakan pula, “sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus.” Jelaslah, Yohanes adalah saudara rohani dalam kesusahan. Juga oleh karena firman Allah dan kesaksian untuk Yesus, ia diasingkan di Pulau Patmos.
Berdasarkan cerita umat kudus masa permulaan, Yohanes dihukum dengan pengasingan di pulau itu. Dari sini dapat diketahui bahwa penglihatan yang dilihat Yohanes terjadi di pulau itu, karena ayat- ayat berikutnya mencatat hal-hal yang ia lihat dalam penglihatan.
Menjadikan Teladan
Umat Kristen sejati harus meneladani Yohanes, yang mengalami berbagai macam kesusahan agar imannya ditempa, sehingga dapat memelihara firman dalam ketekunan, melakukan kehendak Bapa di sorga, tidak diombang-ambingkan oleh arus dunia, dan dapat betahan sampai kepada kesudahannya.
Alkitab mengatakan: “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh. 16:33); dikatakan pula: “Untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara” (Kis. 14:22). Karena kesengsaraan menimbulkan ketekunan (Rm. 5:3), penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kita kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kita (2Kor. 4:17; Rm. 8: 17-18;