Hati Gembira Adalah Obat
Dalam nama Tuhan Yesus bersaksi,
Nama saya Yang Ming, jemaat Gereja Yesus Sejati Cianjur.
Gejala Awal
Di pagi hari itu, tanggal 3-Oktober-2020, istri saya Yan-Yan merasa kurang sehat. Lalu saya membawa istri ke dokter. Namun, dokter mengatakan bahwa tidak ada masalah pada kesehatan istri. Katanya, mungkin istri hanya menderita radang tenggorokan. Saya sempat bertanya kepada dokter, apakah ada gejala yang mengarah ke Covid-19. Dokter justru menyatakan bahwa tidak ada gejala mengidap Covid sama sekali. Supaya lebih pasti, istri menjalani tes rapid, dan hasilnya adalah non-reaktif. Barulah saya merasa tenang.
Tidak Membaik
Namun, istri masih demam sampai dua hari kemudian. Kami kembali memeriksakan ke dokter. Hasil diagnosa tetap mengatakan bahwa istri saya hanya menderita radang, dan memiliki gejala flu biasa. Tanggal 5-Oktober-2020, indera penciuman istri mulai tidak dapat berfungsi dengan baik. Akhirnya istri menjalani tes swab dan foto rontgen Thorax.
Positif Covid
Hasil swab test menunjukkan positif, artinya istri saya terpapar Covid. Saya bingung sekali saat itu, “Apa yang harus saya lakukan?”. Pihak Laboratorium meminta kami menunggu telepon dari DepKes (Departemen Kesehatan). Namun, saya tidak mau membuat tetangga resah. Akhirnya, saya mengajak istri untuk menunggu di suatu hotel.
Mencari Kamar Perawatan
Sore itu, seorang petugas DepKes menelepon untuk memberitahukan bahwa istri saya harus jalani isolasi di daerah Ciherang. Awalnya saya ingin mengantar istri langsung ke sana. Tetapi mereka menolak karena beberapa alasan.
Di sisi lain, saya melihat kesehatan istri yang semakin menurun. Saya lalu berdoa, memohon pertolongan Tuhan Yesus. Kemudian saya kembali menelepon petugas Depkes. Puji Tuhan! Akhirnya saya diizinkan untuk mengantar langsung, masuk ke tempat isolasi. Istri saya mulai dirawat di sana.
Isolasi Mandiri
Besoknya, keluarga kami yang tinggal serumah juga menjalani tes Swab. Selama isolasi mandiri di rumah, kami bersyukur karena banyak jemaat Gereja, teman dan saudara yang menunjukkan perhatian, mendoakan, bahkan mengirimkan makanan, obat-obatan dan buah-buahan. Saya pun juga melakukan penyemprotan disinfektan di toko dan di rumah. Toko sementara saya tutup.
Pinjaman Bank
Bersyukur bahwa teman saya bersedia membantu, bahkan ia menasehati saya untuk tidak memikirkan pinjaman tersebut dan utamakan kesehatan terlebih dulu.
Total Tiga Pasien
Seminggu kemudian, hasil swab test keluarga keluar. Saya dan anak bungsu dinyatakan positif, tertular. Hari itu juga kami berdua menuju ke tempat isolasi. Jadi, kami bertiga diisolasi bersama dalam satu ruangan.
Beban Pikiran
Saya menelepon pihak asuransi, menanyakan kepastian soal Manfaat Pertanggungan. Petugas menjelaskan, “Jangan takut, pasti diganti, pak.” Mendengar kalimat itu, saya malah semakin stress. Seakan-akan kami diminta bersiap menghadapi kematian.
Walaupun kami mencoba untuk merelakan, kabar buruk demi kabar buruk yang terus kami dengar selama isolasi, membebani pikiran saya. Akhirnya, saya hanya dapat membawa beban hati ini di dalam doa.
Pulang
Puji Tuhan, setelah kami menjalani proses di tempat isolasi selama beberapa waktu, kami satu-persatu dinyatakan sudah tidak berpotensi menularkan virus. Maka kami putuskan untuk pulang ke rumah.
Kami sungguh hanya bisa memasrahkan semua ini di dalam doa kepada Tuhan Yesus.
Hati Gembira Adalah Obat
Tanggal 24-Desember-2020, kami tengah bersiap menuju ke Rumah Sakit, saat kami mendengar kabar bahwa istri merasa kesakitan dan mengeluhkan asam lambungnya yang kembali kambuh. Tiba-tiba petugas DepKes mengabarkan bahwa hasil Swab test istri sudah negatif. Kami di dalam kamar, berdoa dan mengucap syukur kepada Tuhan Yesus. Puji Tuhan Yesus, asam lambung istri akhirnya sembuh seiring dengan berita hasil tes tersebut.
Segala kemuliaan dan puji syukur hanya bagi Tuhan Yesus. Haleluya. Amin