SAUH BAGI JIWA
“Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan dijawab-Nya atas pengaduanku.” (Hab. 2:1)
“Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan dijawab-Nya atas pengaduanku.” (Hab. 2:1)
Kehidupan berdoa setiap hari sama seperti berdiri di tempat pengintaian dan di menara untuk meninjau dan menanti. Setiap hari kita berdoa mencurahkan isi hati kepada Tuhan, sehingga kita dapat mendengar firman-Nya kepada kita dan dapat mengetahui jawaban-Nya atas pengaduan kita.
Seorang yang lebih suka membuang waktunya pada kegiatan lain daripada mendekat kepada Tuhan, tidak akan berdiri di menara menatap surga. Seorang yang lebih suka dekat kepada dunia daripada Tuhan, bagaimana mungkin menerima suara kasih Tuhan? Bagaimana dia dapat mengetahui makanan rohani surgawi? Bagaimana bisa mengetahui kehendak Tuhan dan taat atas pimpinan-Nya?
Tuhan tidak mungkin memberi wahyu manna sorgawi ketika Anda sedang shopping, mengobrol, membaca horoskop, minum teh sore, atau makan bersama-sama teman. Hanyalah ketika Anda tekun menahan lelah berdoa dan dengan sungguh-sungguh memohon, maka Tuhan akan memberi Anda makanan rohani itu. Makanan rohani dari Tuhan itu laksana gunung yang kokoh berdiri, laksana air danau yang jernih, laksana angin sepoi yang menyegarkan, laksana sinar matahari yang menghangatkan, membuat Anda tenang damai seolah-olah berada di surga.
Cukup banyak umat percaya mengeluh bahwa Tuhan tidak mendengarkan doa mereka. Barangkali mereka harus memeriksa bagaimana cara dan sikap mereka dalam berdoa. Apakah doanya jarang-jarang, atau setiap hari? Apakah setiap kali berdoa hanya beberapa menit dan asal-asalan saja, atau berlutut berdoa dengan waktu panjang sambil memeriksa hati sendiri? Apakah doanya berisi keluh kesah dan akar pahit, atau penuh dengan rasa syukur dan pujian?
Sering kali kita tidak mendapatkan yang kita mohonkan kepada Tuhan, disebabkan karena kita tidak mau memakai banyak waktu berdoa memohon kepada-Nya dengan sungguh-sungguh. Kita lebih sering berharap Tuhan bertindak mengikuti kehendak kita sendiri, bukan menurut kehendak-Nya; kita tidak mau mendengar suara Tuhan, hanya mendengar suara diri sendiri; kita tidak mau berdiri di tempat pengintaian dan menara untuk meninjau dan menanti dengan menatap surga. Karenanya, pertolongan dari surga sering hanya lewat sekelebat saja, tidak berhenti pada kita menjadi pertolongan buat kita.
Berdiri di menara menatap surga mungkin akan mengikis tekad namun dapat melatih kesabaran Anda; mungkin menghilangkan harapan Anda tetapi memberi bibit pengharapan; mungkin menghabiskan semangat juang Anda namun menempa daya hidup; mungkin melelahkan jiwa tetapi melembutkan karakter Anda. Banyak sekali faedah bila Anda tekun melakukannya.
Karena itu janganlah takut menyambut hari-hari berdiri di menara menatap surga, cepat-cepatlah buka pintu hati mengikuti latihan untuk berjaga-jaga, bersiap mendengarkan firman Tuhan kepada Anda. Akhirnya Tuhan akan membuka mulut berfirman kepada Anda, sesungguhnya Dia tidak pernah menyembunyikan diri dari Anda!