SAUH BAGI JIWA
“Ia berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, –maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.” (Mat. 17:20)
“Ia berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, –maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.” (Mat. 17:20)
Seorang ayah yang anaknya sakit ayan, datang mendapatkan Yesus sambil membawa anaknya memohon Tuhan menyembuhkannya. Sekali saja Yesus menegur dengan keras, maka keluarlah setan itu dan anak itu pun sembuh seketika itu juga. Sebelumnya ayah ini sudah membawa anaknya kepada murid-murid Yesus, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya.
Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: “Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?”. Yesus berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya.” Ternyata ‘kurang percaya’ adalah penyebab mereka tidak dapat mengusir setan, tidak dapat anugerah dan tidak dapat melakukan mujizat. Tuhan memberitahukan kita, walaupun hanya sebesar biji sesawi saja, iman dapat memindahkan gunung, dapat memindahkan rintangan. Jadi dengan iman tidak ada satu perkara pun yang tidak dapat kita lakukan.
Iman adalah anak kunci yang dapat membuka pintu anugerah yang dijanjikan! Allah sudah menyerahkan kunci ini kepada setiap orang, jadi bila Anda tidak mau memakai kunci ini untuk membuka pintu, maka selamanya Anda tidak akan mendapatkan anugerah.
Allah dengan sabar menantikan kita menggunakan kunci iman ini untuk menerima berkat yang tersedia berlimpah untuk kita. Sayangnya banyak orang ragu melangkah. Mereka beranggapan, iman harus dilengkapi dengan ilmu pengetahuan, harus didukung angka statistik ilmiah. Mereka mengira bahwa bertindak hanya karena iman saja adalah sikap yang sangat berbahaya. Tetapi bila kita pelajari seluruh Alkitab, kita tidak menemukan ajaran bahwa iman harus didukung dengan ilmu pengetahuan dan angka-angka.
Sekali-sekali kita mendengar orang yang tidak taat pada kehendak dan pimpinan Allah, berkata dengan lantang: ‘iman yang tidak rasional adalah tahyul, iman harus mengacu pada ilmu pengetahuan dan angka-angka statistik!’ Ucapan seperti ini akan menipu dirinya sendiri dan juga mempengaruhi umat percaya lainnya, dan ini adalah dosa terhadap Allah. Karena itu sebagai anak-anak Allah kita harus mengerti kebenaran dan waspada atas perkataan demikian.
Sarah yang sudah berumur 90 tahun masih bisa melahirkan anak; bangsa Israel melalui Laut Merah dengan berjalan di tanah kering; sewaktu menyeberangi sungai Yordan, begitu kaki imam yang memikul tabut Allah masuk ke air, air di hulu berhenti mengalir membentuk tembok air, sehingga rakyat dapat melewatinya; kota Yerikho dikelilingi sehari sekali, di hari ketujuh tujuh kali, dan robohlah tembok kotanya; Tuhan Yesus membangkitkan orang mati, mencelikkan mata orang buta, membuat orang tuli mendengar, orang lumpuh berjalan, sakit pendarahan sembuh, penyakit kusta tahir. Masih banyak lagi mujizat baik di zaman dahulu maupun hari ini terjadi di Gereja Yesus Sejati, tidak ada satupun terjadi karena mengacu pada ilmu pengetahuan dan angka.
Sejak dahulu, iman seorang yang percaya kepada Allah selalu melampaui rasional. Kalau seorang ingin melihat sebuah mujizat yang mengacu pada ilmu pengetahuan dan angka, dia pasti akan kecewa! Kapankah Allah mengajarkan kita bahwa iman yang tidak rasional adalah takhyul? Orang yang selalu menimbang tiap kejadian dengan ilmu pengetahuan dan angka statistik, tidak akan pernah menyaksikan mujizat, dan tidak akan berkenan pada Allah!