SAUH BAGI JIWA
“Sebab itu, sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia, dan membawa dia ke padang gurun, dan berbicara menenangkan hatinya. Aku akan memberikan kepadanya kebun anggurnya dari sana, dan membuat lembah Akhor menjadi pintu pengharapan. Maka dia akan merelakan diri di sana seperti pada masa mudanya, seperti pada waktu dia berangkat keluar dari tanah Mesir.” (Hosea 2:13-14)
“Sebab itu, sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia, dan membawa dia ke padang gurun, dan berbicara menenangkan hatinya. Aku akan memberikan kepadanya kebun anggurnya dari sana, dan membuat lembah Akhor menjadi pintu pengharapan. Maka dia akan merelakan diri di sana seperti pada masa mudanya, seperti pada waktu dia berangkat keluar dari tanah Mesir.” (Hosea 2:13-14)
Maksudnya ingin mendengarkan suara Allah yang menenangkan hati, ternyata Allah malah membawanya ke ‘padang gurun’, bukan ke tanah dataran. Aneh bukan? Sama anehnya maksud hati mendapatkan kebun anggur yang permai, bukannya dibawa ke tanah datar yang subur, sebaliknya di bawa ke padang gurun yang penuh semak duri.
Inilah ajaibnya logika sorgawi Allah kita, Dia tidak akan memberi penghiburan kepada kita bila kita sedang aman sentosa, juga tidak akan memberi kebun anggur kepada kita bila dalam keadaan nyaman. Dia mau membawa kita ke dalam situasi kering kerontang sehingga sulit bernafas, ke jalan sukar padang gurun dimana tidak ada orang yang mendengar apa lagi membantu, dengan demikian kita diasah sehingga mau berseru dan bersandar kepada Dia. Tatkala engkau menjadi percaya penuh kepada Dia, Dia akan membimbingmu dan menghiburmu.
Melalui nabi-nabi Allah menyampaikan satu kebenaran, yaitu seorang yang mau meningkatkan kerohaniannya haruslah membiarkan diri dibawa Allah ke padang gurun. Di tempat yang sepi, sendirian, susah, miskin, penuh cobaan, di situlah engkau dapat menemukan kebun anggur, di lembah Akhor yang berarti lembah kesukaran itu engkau menemukan pintu pengharapan.
Walaupun hidup menderita di padang gurun, tetapi ketika Allah menghibur engkau, di situ engkau akan bernyanyi bersyukur memuji Tuhan seperti pada masa muda, seperti pada waktu berangkat keluar dari tanah Mesir.
Memang tidak ada yang mau hidup di padang gurun, tetapi orang yang percaya kepada Allah harus mengalaminya, ini adalah perjalanan hidup yang paling baik yang tidak boleh kita tolak. Bila suatu hari, Allah membawa engkau ke padang gurun, ingatlah pesan yang tertulis di Kitab Yakobus: “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.” (Yakobus 1:2-4)
Anggap suatu kebahagiaan bila jatuh ke dalam berbagai pencobaan, bukan mengeluh berteriak ke mana-mana, saat itu iman kita sedang diuji, bila tahan uji, akan menghasilkan ketekunan yang menghasilkan keberhasilan yang sempurna, utuh tak kekurangan suatu apapun. Ini bukanlah bualan ekstrimis agamawan, melainkan pengalaman nyata yang bisa kita alami.
“Les trois chemins” by S@ndrine Néel is licensed under CC BY