SAUH BAGI JIWA
“Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.” (2Kor. 1:3-4)
“Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.” (2Kor. 1:3-4)
Sejak saya lahir lebih dari 50 tahun yang lalu, saya sudah sering sakit sampai sekarang. Kesehatan adalah barang langka bagi saya. Allah membiarkan saya hidup berteman dengan penyakit, penderitaan, kesendirian, kelemahan, dan kesedihan. Dahulu saya membenci ini semua, tetapi sekarang mereka justru menjadi sahabat saya. Karena sesungguhnya Allah mengajarkan saya untuk bersabar melalui penderitaan, dan memperoleh terang di tengah kegelapan. Oleh karena penghiburannya, saya belajar untuk menghibur orang lain.
“Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.” (2Kor. 1:3-4)
Ketika ada orang yang mengalami penderitaan, kadang kata-kata penghiburan yang ia terima malah membuatnya semakin bersedih. Orang suka mengutip Alkitab untuk memberikan penghiburan, tetapi apabila ia tidak berempati, tidak sehati dan seperasaan, ia hanyalah orang yang sekadar berkhotbah tetapi tidak menghubungkan dirinya dengan orang lain, sama seperti yang diterima Ayub, sampai-sampai ia berkata, “Hal seperti itu telah acap kali kudengar. Penghibur sialan kamu semua!” (Ayb. 16:2). Ini pun dialami oleh Daud, “Cela itu telah mematahkan hatiku, dan aku putus asa; aku menantikan belas kasihan, tetapi sia-sia, menantikan penghibur-penghibur, tetapi tidak kudapati.” (Mzm. 69:21)
Kadang kita berusaha terlalu keras untuk mencoba menolong orang lain, sehingga hal yang terpenting pun terlewatkan. Sesungguhnya, Tuhan-lah sumber segala penghiburan, dan kita hanyalah saluran berkat-Nya. Seperti yang diajarkan para rasul, kita dapat menghibur orang lain, karena penghiburan yang kita terima dari Tuhan. Penghiburan apakah yang kita terima?
“Inilah penghiburanku dalam sengsaraku, bahwa janji-Mu menghidupkan aku.” (Mzm. 119:50
“Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.” (Mzm. 119:76)
Pemazmur menyatakan bahwa janji-janji Tuhan menghidupkan dirinya dalam kesengsaraan yang ia alami. Ia mengenal Tuhan sebagai Dia yang setia pada janji-Nya, dan pasti akan menggenapi segala ketetapan-Nya. Janji-janji-Nya pada kita bukanlah perkara kecil; keselamatan, kehidupan kekal, dan penyertaan Roh Kudus. Tiga hal ini tidak dapat kita temui di dunia, tetapi hanya dapat kita terima dari Tuhan Yesus Kristus. Dan janji-janji inilah yang memungkinkan kita untuk melalui segala kesedihan dan kesengsaraan kita. Janji-janji ini jugalah yang dapat mengangkat semua orang yang menderita di dalam Tuhan.
Dan inilah yang harus kita perbuat untuk menghibur orang yang menderita: bawalah mereka kepada Tuhan. Karena kita pun telah mengalami penghiburan Tuhan dalam kesesakan kita, rasakanlah pergumulan yang mereka hadapi, dan pikul kesengsaraan mereka bersama-sama dalam doa memohon belas kasihan Tuhan, “karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan.” (Flp. 2:1)