SAUH BAGI JIWA
“Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia.” (Pengkhotbah 5:9)
“Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia.” (Pengkhotbah 5:9)
Suku Eskimo yang mendiami kutub utara mempunyai teknik yang unik dalam berburu serigala untuk santapan hariannya. Mereka menggunakan pisau yang sangat tajam, lalu menenggelamkannya dalam darah hewan lain. Darah yang menyelimuti pisau itu dibiarkan membeku. Selanjutnya pisau yang sudah dilumuri darah beku tersebut ditanam dengan posisi mata pisau mencuat ke atas. Kemudian ditempatkan di dataran tinggi tempat serigala bermain.
Dengan trik seperti itu, serigala akan datang karena mencium bau darah yang menyelimuti pisau tersebut dan ketika serigala menjilati pisau tersebut, maka mata pisau yang tajam melukai lidah si serigala. Walaupun demikian udara yang dingin membuat sang serigala tidak merasa sakit, meski ia menjilati pisau yang tajam dan darahnya sendiri. Lama kelamaan serigala itu mati lemas karena kehabisan darah.
Iblis seringkali memiliki banyak sekali taktik untuk menjatuhkan anak-anak Tuhan. Salah satunya adalah dengan memberikan manusia kenikmatan sesaat namun mematikan.
Kenikmatan dunia yang begitu menarik dan menyenangkan merupakan perangkap yang dibuat oleh si jahat. Begitu mata kita mengarah kesana maka kita akan mencoba untuk mendapatkannya dan takkan pernah merasa puas olehnya.
Seorang teman pernah mengatakan pada saya, “Betapa indahnya dunia ini jika kita memiliki banyak uang. Kita dapat menikmati kehidupan yang sangat nyaman dan semua orang akan mendekat bahkan menghormati kita.” Semua keinginan dapat diwujudkan bila kita memiliki banyak uang. Benarkah demikian?
Keinginan dan kemampuan untuk memenuhinya adalah dua hal yang berbanding lurus. Semakin banyak uang yang dimiliki maka akan semakin banyak daftar keinginan yang harus dipenuhi. Hingga untuk memperoleh apa yang diinginkan dalam hidup, kita memerlukan uang yang tidak terbatas jumlahnya. Demikianlah segala sesuatu yang didasari keinginan akan kenikmatan dunia tidak akan pernah terpuaskan dan tidak akan memberikan sukacita sejati dan damai sejahtera sejati. “Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia.” (Pkh 5:9).
Dicatatkan dalam Alkitab bahwa kekayaan dan hikmat raja Salomo melebihi dari semua raja di bumi. Namun, mengapa pada akhir hidupnya Salomo malah melakukan hal yang jahat dimata Tuhan? Kekayaan dan semaraknya telah menjadi perangkap bagi Salomo hingga ia terjerat dalam dosa. Tanpa disadari kenikmatan dunia yang dimilikinya menyeretnya menjauh dari Tuhan dan membuat dia melakukan hal yang jahat di mata Tuhan.
Karena sifat dasar manusia yang tak pernah mengenal kata cukup dan puas ini, maka seringkali kita menginginkan lebih banyak dari apa yang kita perlukan. Di saat itulah kita seringkali menghalalkan berbagai cara untuk memenuhi keinginan kita dan terjebak di dalamnya.
Sama seperti serigala yang mati lemas karena masuk dalam perangkap, maka manusia yang selalu mengarahkan matanya pada kenikmatan dunia akan terjerat dan perlahan-lahan menuju kebinasaan.
Tuhan pun telah mengingatkan kita dalan Ibrani 13:5 “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”
Marilah kita mencukupkan diri kita dengan apa yang telah Tuhan berikan dan selalu mengucap syukur atas semua yang kita miliki. Agar kita tetap berada dalam kasih dan pemeliharaan Tuhan dan tidak terjebak dalam jerat si iblis.