SAUH BAGI JIWA
“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.” (Roma 5:3-4)
“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.” (Roma 5:3-4)
Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut merasa kesakitan ketika sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya. Lalu dia datang kepada ibunya sambil menangis, “Bu, tolong aku. Aku sangat kesakitan. Pasir ini sangat menyiksaku. Tolong keluarkan pasir ini dari tubuhku.” Ibunya merasa iba, tetapi dia tidak dapat berbuat apa-apa, hanya bisa berkata, “Anakku, Tuhan tidak memberikan tangan kepada kita. Jadi Ibu tidak bisa menolongmu untuk mengeluarkan pasir itu dari tubuhmu. Ibu tahu itu sangat menyakitkan. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam bagi kita. Untuk mengurangi rasa sakitnya, balutlah pasir itu dengan getah yang ada di dalam perutmu. Hanya itu yang bisa engkau perbuat.”
Anak kerang itu menuruti nasihat ibunya. Tetapi rasa sakit akibat tusukan pasir itu tetap menyiksanya. Setiap hari dia menderita dan dia terus menahan rasa sakit itu. Setelah bertahun-tahun, tanpa disadarinya, getah yang digunakannya untuk membalut pasir itu mengeras dan mulai membentuk bulatan kecil yang halus. Bulatan itu semakin lama semakin besar dan akhirnya membentuk sebuah mutiara yang sangat indah. Makin hari penderitaan yang dirasakannya juga semakin berkurang karena dia sudah terbiasa dengan itu. Pada akhirnya, anak kerang itu dapat menghasilkan sebuah mutiara yang indah dan bernilai setelah berhasil menahan rasa sakit selama bertahun-tahun.
Ada seorang saudari kita yang didiagnosa menderita kanker payudara stadium 3B. Kemudian setelah menjalani serangkaian pengobatan, dia dinyatakan sembuh oleh dokter. Tetapi beberapa tahun kemudian, dia kembali didiagnosa tumor ganas di kepala. Mulanya dia merasa kecewa dan marah kepada Tuhan atas peristiwa yang menimpanya ini. Tetapi ketika dia melihat bagaimana Yesus memberikan dia kemudahan, kelancaran, dan pengobatan terbaik, juga adanya keluarga dan saudara seiman yang setia mendoakan dan memberikannya semangat, dia mulai bisa belajar untuk bersyukur walaupun dia belum sembuh. Dia tahu bahwa Tuhan tidak akan memberikan pencobaan melebihi kekuatannya. Dia berusaha untuk terus beriman dan dapat memenangkan peperangan ini.
Dalam menjalani kehidupan kita di dunia, kita pun sering menghadapi berbagai masalah. Tidak jarang masalah-masalah itu membuat kita sangat menderita dan susah. Kita mengadu kepada Tuhan dan memohon dengan sangat agar Dia mau melepaskan kita dari masalah tersebut. Tetapi Tuhan tidak selalu mengabulkan permohonan kita. Bahkan, seringkali Dia membiarkan kita tetap berada dalam masalah tersebut. Tuhan ingin kita bertahan dalam situasi sulit agar kita dapat menjadi pribadi yang tangguh dan sabar.
Rasul Paulus juga mengatakan bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan. Ketika kita memiliki masalah, biasanya kita akan lebih tekun berdoa dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Persekutuan yang erat dengan Tuhan akan membuat kita sabar, kuat, berani, dan tidak mudah menyerah atas masalah, sebab kita tahu Tuhan beserta kita dan Dia tidak akan membiarkan kita jatuh. Sama seperti halnya kerang dapat menghasilkan mutiara yang indah dan bernilai melalui ketekunannya dalam menghadapi rasa sakit yang diakibatkan oleh pasir yang masuk ke dalam tubuhnya, kita pun dapat memiliki iman yang teguh dan pengharapan akan kehidupan kekal setelah kita memenangkan setiap peperangan kita atas masalah-masalah kehidupan.
SAUH BAGI JIWA
“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.” (Roma 5:3-4)
“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.” (Roma 5:3-4)
Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut merasa kesakitan ketika sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya. Lalu dia datang kepada ibunya sambil menangis, “Bu, tolong aku. Aku sangat kesakitan. Pasir ini sangat menyiksaku. Tolong keluarkan pasir ini dari tubuhku.” Ibunya merasa iba, tetapi dia tidak dapat berbuat apa-apa, hanya bisa berkata, “Anakku, Tuhan tidak memberikan tangan kepada kita. Jadi Ibu tidak bisa menolongmu untuk mengeluarkan pasir itu dari tubuhmu. Ibu tahu itu sangat menyakitkan. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam bagi kita. Untuk mengurangi rasa sakitnya, balutlah pasir itu dengan getah yang ada di dalam perutmu. Hanya itu yang bisa engkau perbuat.”
Anak kerang itu menuruti nasihat ibunya. Tetapi rasa sakit akibat tusukan pasir itu tetap menyiksanya. Setiap hari dia menderita dan dia terus menahan rasa sakit itu. Setelah bertahun-tahun, tanpa disadarinya, getah yang digunakannya untuk membalut pasir itu mengeras dan mulai membentuk bulatan kecil yang halus. Bulatan itu semakin lama semakin besar dan akhirnya membentuk sebuah mutiara yang sangat indah. Makin hari penderitaan yang dirasakannya juga semakin berkurang karena dia sudah terbiasa dengan itu. Pada akhirnya, anak kerang itu dapat menghasilkan sebuah mutiara yang indah dan bernilai setelah berhasil menahan rasa sakit selama bertahun-tahun.
Ada seorang saudari kita yang didiagnosa menderita kanker payudara stadium 3B. Kemudian setelah menjalani serangkaian pengobatan, dia dinyatakan sembuh oleh dokter. Tetapi beberapa tahun kemudian, dia kembali didiagnosa tumor ganas di kepala. Mulanya dia merasa kecewa dan marah kepada Tuhan atas peristiwa yang menimpanya ini. Tetapi ketika dia melihat bagaimana Yesus memberikan dia kemudahan, kelancaran, dan pengobatan terbaik, juga adanya keluarga dan saudara seiman yang setia mendoakan dan memberikannya semangat, dia mulai bisa belajar untuk bersyukur walaupun dia belum sembuh. Dia tahu bahwa Tuhan tidak akan memberikan pencobaan melebihi kekuatannya. Dia berusaha untuk terus beriman dan dapat memenangkan peperangan ini.
Dalam menjalani kehidupan kita di dunia, kita pun sering menghadapi berbagai masalah. Tidak jarang masalah-masalah itu membuat kita sangat menderita dan susah. Kita mengadu kepada Tuhan dan memohon dengan sangat agar Dia mau melepaskan kita dari masalah tersebut. Tetapi Tuhan tidak selalu mengabulkan permohonan kita. Bahkan, seringkali Dia membiarkan kita tetap berada dalam masalah tersebut. Tuhan ingin kita bertahan dalam situasi sulit agar kita dapat menjadi pribadi yang tangguh dan sabar.
Rasul Paulus juga mengatakan bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan. Ketika kita memiliki masalah, biasanya kita akan lebih tekun berdoa dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Persekutuan yang erat dengan Tuhan akan membuat kita sabar, kuat, berani, dan tidak mudah menyerah atas masalah, sebab kita tahu Tuhan beserta kita dan Dia tidak akan membiarkan kita jatuh. Sama seperti halnya kerang dapat menghasilkan mutiara yang indah dan bernilai melalui ketekunannya dalam menghadapi rasa sakit yang diakibatkan oleh pasir yang masuk ke dalam tubuhnya, kita pun dapat memiliki iman yang teguh dan pengharapan akan kehidupan kekal setelah kita memenangkan setiap peperangan kita atas masalah-masalah kehidupan.