SAUH BAGI JIWA
“Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” (Roma 12:11)
“Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” (Roma 12:11)
Sesungguhnya merupakan suatu anugerah jika kita bisa diberikan kesempatan untuk mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan, sebab tidak semua orang bisa memperolehnya. Maka, jika kita telah dipercayakan oleh gereja untuk melakukan suatu tugas tertentu, kita harus bersyukur. Kita harus menerima dan melakukannya dengan sukacita, bukan dengan terpaksa. Namun, jika keengganan kita untuk terlibat dalam pelayanan disebabkan kita merasa tidak mampu melakukannya, kita jangan terburu-buru menolaknya. Sebaliknya, kita harus memohon pimpinan Tuhan. Tuhan pasti akan membantu kita.
Saya ingat ketika saya pertama kali mengambil bagian dalam pelayanan. Waktu itu seorang saudari menyarankan saya untuk membantu dalam penerjemahan artikel dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Saya agak ragu menerima tugas tersebut. Saya ingin melayani, tetapi saya merasa kemampuan bahasa Inggris saya kurang baik. Jadi saya takut melakukan kesalahan. Tetapi pada akhirnya saya memberanikan diri untuk menerima tugas tersebut. Pada masa-masa awal menerjemahkan, saya mengalami banyak kesulitan. Saya harus membuka kamus terus-menerus karena banyak kosakata baru yang tidak saya ketahui artinya. Ada pula kata yang saya tahu artinya tetapi tidak tepat ketika dimasukkan ke dalam kalimat. Jadi, saya merasa terjemahan saya kurang akurat. Mungkin yang mengedit terjemahan saya itu akan pusing dan bingung dengan terjemahan saya yang kurang baik dan kaku. Namun, puji Tuhan, walaupun demikian, saya masih diberikan kesempatan. Setiap kali saya selesai menerjemahkan, saya akan diberikan artikel baru. Saya berusaha untuk terus melakukannya.
Seiring berjalannya waktu, kesulitan-kesulitan yang saya alami semakin berkurang. Saya juga tidak perlu lagi membuka kamus terus-menerus. Kalimat yang saya susun juga sudah lebih baik. Saya tahu bahwa semua itu merupakan anugerah dan pertolongan dari Tuhan semata, bukan karena kehebatan saya. Saya bersyukur untuk itu.
Kemudian, sekitar sepuluh tahunan lalu, saya menghadapi masalah dengan mata saya. Tiba-tiba saya sulit sekali melihat layar komputer. Melihat sebentar saja, mata terasa sangat silau. Saya hampir-hampir tidak dapat melihat komputer. Sementara itu, saya juga merasa kuatir dan gelisah, bagaimana saya bisa melakukan tugas pelayanan dengan kondisi mata seperti ini? Karena saya lebih banyak melayani di bagian literatur, saya harus banyak melihat komputer. Lalu saya bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, apakah saya sebaiknya berhenti melayani saja? Jika mata saya seperti ini, saya tidak akan bisa melakukan tugas-tugas saya.” Akhirnya Tuhan menjawab saya. Tidak berapa lama kemudian, secara ajaib, mata saya berangsur-angsur membaik. Puji Tuhan, sampai sekarang saya tidak pernah merasa silau lagi ketika melihat komputer! Peristiwa tersebut menguatkan saya untuk terus melayani di bidang literatur.
Melalui kesaksian ini, saya ingin menghimbau kepada saudara-saudari yang masih ragu untuk mengambil bagian dalam pelayanan karena merasa tidak atau kurang memiliki talenta atau kemampuan. Percayalah bahwa Tuhan akan membantu. Dia akan memperlengkapi kita. Yang terpenting adalah kerinduan dan tekad kita untuk melakukannya. Dan jika selama melayani kita mengalami masalah atau kendala, berdoalah agar Tuhan membantu kita untuk mengatasinya. Lakukanlah tugas pelayanan kita dengan setia dan sungguh-sungguh, jangan malas atau sambil bersungut-sungut. Jangan menganggap pelayanan sebagai suatu beban, sebaliknya, kita harus mengucap syukur karena telah diberikan kesempatan untuk ikut ambil bagian di dalamnya. Kiranya semangat kita untuk melayani senantiasa bernyala-nyala. “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” (1 Korintus 15:58)