SAUH BAGI JIWA
“Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi.” (Mazmur 126:1)
“Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi.” (Mazmur 126:1)
Pada masa pemerintahan tiga rajanya yang terakhir, keadaan Kerajaan Yehuda semakin melemah dan lama kelamaan akhirnya hancur. Ketika itu, tentara negeri Babel telah tiga kali menyerang kota Yerusalem, sampai akhirnya kota ini jatuh dan dihancurkan. Seluruh rakyat negeri Yehuda, kecuali orang-orang yang sangat miskin, diangkut dalam pembuangan ke Babel, baik rakyat jelata maupun rajanya.
Maka berakhirlah Kerajaan Yehuda! Selanjutnya mereka berada dalam pembuangan di Babel selama 70 tahun. Setelah genap waktunya, maka Allah menggerakkan hati raja Persia, Koresh, yang mengeluarkan perintah: menyuruh bangsa Yehuda kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali Bait Suci.
Tujuh puluh tahun adalah waktu yang sangat lama. Apalagi jika hidup dalam perbudakan. Siapa di antara mereka yang percaya bahwa mereka akan dapat kembali lagi ke kampung halamannya, sekalipun nabi Yeremia sudah menubuatkannya? Bagaimana mungkin seorang budak bisa kembali mendapat kebebasan? Bagaimana mungkin orang yang tidak berpengharapan kembali memiliki pengharapan? Bagaimana mungkin orang yang tidak memiliki hari esok berharap akan masa depan yang cerah?
Tetapi: “TUHAN semesta alam telah bersumpah, firman-Nya: “Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana.” (Yesaya 14:24)
Allah memiliki kuasa jauh melebihi para penguasa dunia. Firman-Nya tidak ada satu pun yang tidak tergenapi!
Tujuh puluh tahun kemudian, firman Allah benar-benar terjadi. Bangsa Yahudi berbondong-bondong menapak perjalanan pulang ke kampung halaman mereka, Yerusalem. Sebuah perjalanan yang begitu panjang dan jauh, tetapi mereka jalani dengan begitu ringannya. Bagi mereka keadaan ini laksana mimpi, sepertinya jauh dari kenyataan. Maka tidak heran penyair Yahudi yang ikut dibuang menuliskan mazmur yang melukiskan ‘keadaan kita seperti orang-orang bermimpi.”
Sesungguhnya, perubahan drastis yang terjadi dalam sejarah ini bukanlah oleh karena raja Koresh yang berbelas kasih, atau oleh karena bangsa Yahudi yang beriman, tetapi oleh karena Allah yang Maha Pengasih mengaruniakan rahmat-Nya sehingga mereka dapat kembali dari perbudakan.
Saat ini, kita juga ‘seperti orang bermimpi’. Kita terpilih dari antara 7 miliar penduduk dunia untuk percaya Yesus dalam Gereja Yesus Sejati. Kita dapat mengenal kebenaran, menerima Roh Kudus yang sangat berharga, melihat banyak mujizat dan tanda heran, walaupun sesungguhnya kita manusia yang tidak layak dan penuh dosa.
Pernahkah engkau berpikir, mengapa Tuhan Yesus memilih kita dari antara 7 milyar orang untuk menerima berkat yang sedemikian besar ini? Sesungguhnya kita seperti bangsa Yahudi yang berseru ‘kita seperti orang bermimpi’.
Marilah kita selalu mengingat akan kasih karunia Tuhan ini, sehingga kita senantiasa bersyukur, dengan rela bekerja bagi Tuhan dan tidak pernah merasa lelah, bergiat untuk Tuhan tanpa merasa susah, dan rela menderita bagi Tuhan tanpa merasa gundah.