SAUH BAGI JIWA
“Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat. Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.” (Keluaran 14:15-16)
“Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat. Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.” (Keluaran 14:15-16)
Berangkat dalam kamus besar bahasa indonesia mengandung arti ‘mulai berjalan’.
Tidak lama setelah bangsa Israel keluar dari Mesir, Firaun menyesal telah melepaskan mereka. Lalu Firaun pun mengirimkan para prajuritnya untuk mengejar bangsa Israel. Ketika bangsa Israel melihat bahwa para prajurit Mesir semakin mendekat, sedang di depan mereka terbentang Laut Merah, bangsa Israel menjadi sangat ketakutan. Lalu mereka berseru-seru kepada Tuhan. Mereka bersungut-sungut kepada Musa, menyesali karena Musa telah membawa mereka keluar dari Mesir.
Allah menjawab: “Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat“. Allah memerintahkan mereka untuk ‘mulai berjalan’. Namun, sekalipun Musa telah menguatkan hati mereka dengan berkata “Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN“, tetapi saat itu bangsa Israel sedang berada dalam situasi yang sangat terjepit: di depan mereka terbentang Laut Merah, dan di belakang mereka prajurit Mesir yang mengancam.
Iman bangsa Israel saat itu ditantang. Mereka harus berangkat, mulai berjalan maju, dan menginjakkan kaki mereka ke laut, atau mereka binasa. Perlu iman yang teguh bagi bangsa Israel untuk mulai berangkat, demi mendapatkan anugerah Allah. Hanya menunggu, menunda, atau berlambat-lambat tidak akan pernah menolong mereka keluar dari kesusahan.
Maka bangsa Israel pun memberanikan diri berangkat. Dengan iman yang teguh, bersandar kepada TUHAN mereka mulai berjalan maju. Akhirnya, TUHAN pun menolong mereka, membukakan jalan dengan mengeringkan air laut yang terbentang di depan mereka. Mereka semua pun selamat, dan para prajurit Mesir binasa.
Dua ribu tahun lalu, ketika Tuhan Yesus memasuki satu desa di Samaria, Tuhan Yesus bertemu sepuluh orang kusta yang datang kepada-Nya memohon kesembuhan. Pada waktu itu, Tuhan Yesus hanya berpesan kepada murid-Nya, menyuruh kesepuluh orang itu pergi kepada para imam untuk memeriksakan diri. Mereka pun taat dan melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus. Di dalam perjalanan, tubuh mereka menjadi tahir, sembuh dari penyakit kusta mereka.
Kapankah mereka mendapat kesembuhan? Alkitab dengan jelas menulis, mereka sembuh ketika mereka sedang berada di tengah perjalanan. Bila mereka curiga, mengapa Tuhan Yesus tidak mengobati mereka, hanya menyuruh mereka memperlihatkan diri kepada imam-imam, atau bilamana mereka hendak melihat tubuh mereka bersih terlebih dahulu sebelum pergi kepada imam, maka mereka tidak akan pernah mendapat kesembuhan.
Iman adalah sebuah langkah untuk berangkat dan mulai berjalan, mendatangi imam-imam sebelum mereka melihat kesembuhan. Dengan demikian mereka dapat menerima anugerah Allah.
Hari ini, kita berharap mendapatkan anugerah yang dijanjikan Allah di dalam Firman-Nya. Yang diperlukan hanyalah iman. Hanya dengan iman kepada Allah, dengan yakin mulai berjalan maju, maka kita akan diperkenan Allah dan mendapatkan anugerah-Nya.