SAUH BAGI JIWA
“Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!”
Pengkhotbah 4:10
“Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!”
Pengkhotbah 4:10
Pada saat senja kita mungkin pernah melihat burung-burung terbang berkelompok dengan formasi berbentuk huruf V. Mengapa demikian?
Dengan formasi huruf V, ternyata burung-burung saling membantu satu dengan yang lainnya, sehingga dapat terbang dalam waktu yang lama. Aliran angin yang berhembus dari kepakan sayap burung yang berada di depan akan membantu burung-burung yang berada di belakangnya, sehingga mereka dapat menghemat tenaga. Dengan bantuan angin ini, mereka dapat menempuh jarak 71% lebih jauh dibandingkan jika mereka terbang secara sendiri-sendiri.
Bagaimana dengan burung terdepan yang tidak mendapat bantuan angin? Pada saat ia merasa lelah, burung terdepan akan berganti posisi dengan salah satu burung yang ada di belakangnya dan mereka akan saling membantu satu sama lain untuk seterusnya hingga tujuan tercapai.
Terbang dengan formasi huruf V juga memudahkan burung-burung untuk melarikan diri dari musuh. Burung-burung yang berada di belakang hanya cukup mengikuti gerakan burung terdepan untuk terbang lurus dan teratur dengan sedikit jarak yang diberikan antar burung. Apabila ada musuh yang mencoba menyerang salah satu dari mereka, maka mereka dapat mengubah arah dengan cepat sehingga semua dapat terselamatkan.
Sama halnya, kita sebagai umat Tuhan di dalam menjalani kehidupan di dunia yang fana ini, kita memerlukan kelompok atau komunitas yang memiliki visi dan misi yang sama. Dengan demikian, kita dapat mencapai tujuan akhir dengan baik secara bersama-sama. Namun, di dalam sebuah komunitas, terdapat berbagai macam latar belakang dan perbedaan sifat perilaku dari masing-masing anggotanya. Agar kita dapat mencapai tujuan dengan baik, maka diperlukan formasi yang didasari oleh kasih Kristus, sehingga dapat tercapai kesatuan hati dan kerja sama yang baik.
Seperti halnya burung-burung yang terbang dalam formasi, kita sebagai umat Tuhan pun harus memiliki kasih dan kepedulian terhadap kawan-kawan seperjuangan. Kita perlu memperhatikan dan mengasihi yang lemah, mendoakan yang berbeban berat dan tetap bersatu hati menghadapi setiap serangan si jahat.
Saat menghadapi kesulitan hidup, mungkin teman kita satu persatu dapat meninggalkan kita. Namun, dalam komunitas yang didasari oleh kasih Kristus, seorang yang mengalami kesulitan dapat merasakan kasih persaudaraan yang menopangnya dan menguatkannya untuk melalui masa-masa sulit. “Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!” (Pkh 4:10).
Saat kita menemukan saudara seiman yang sedang lemah dan memerlukan pertolongan, kita dapat dengan segera mengulurkan tangan untuk menolongnya. Tetapi kadangkala pikiran dan pertimbangan kita akan sesuatu hal justru menjadi menghambat bagi diri kita untuk menolongnya. Maka, marilah kita saling mengevaluasi diri dalam hal mengasihi sesama agar kasih Kristus dapat dinyatakan dalam kehidupan kita. “Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu” (Ef 4:2).
Di dalam menjalani kehidupan rohani kita menuju kerajaan Surga, selain memerlukan kebenaran firman Tuhan dan penyertaan dari Roh Kudus, kita juga memerlukan kawan seperjuangan yang didasari oleh kasih Kristus agar kita dapat saling mendukung dan menguatkan.
Perjalanan iman rohani kita akan terasa sulit bila dilakukan sendirian. Terlebih lagi, bila kita sampai kehilangan arah, sehingga kemungkinan untuk tersesat dalam dunia ini akan lebih besar. Maka, marilah kita saling menopang dan meningkatkan kasih serta kepedulian kita terhadap sesama sehingga kita akan lebih mudah menjalani pergumulan di dunia ini dan mencapai tujuan akhir bersama-sama yaitu Sorga yang mulia.