SAUH BAGI JIWA
“… sekalipun Aku telah merendahkan engkau, tetapi Aku tidak akan merendahkan engkau lagi. Sekarang, Aku akan mematahkan gandarnya yang memberati engkau, dan akan memutuskan belenggu-belenggu yang mengikat engkau.” (Nah. 1:12-13)
“… sekalipun Aku telah merendahkan engkau, tetapi Aku tidak akan merendahkan engkau lagi. Sekarang, Aku akan mematahkan gandarnya yang memberati engkau, dan akan memutuskan belenggu-belenggu yang mengikat engkau.” (Nah. 1:12-13)
‘Merendahkan’ dalam bahasa asalnya juga mengandung arti ‘membuat menderita’, jadi ‘tidak merendahkan engkau lagi’ juga berarti ‘tidak membuat engkau menderita lagi’. Ayat kitab Nahum ini sangat berarti bagi saya, kitab ini mengandung kisah yang penuh kasih dan kehangatan.
Pada tahun pertama saya pindah ke Kanada, gereja mengatur kebaktian rumah tangga di rumah saya. Pada kesempatan itu saya menceritakan perjalanan hidup saya yang mulai menderita sakit kepala akut sejak saya berumur 13 tahun.
Waktu itu hadir juga Penatua Huang yang sudah berumur 92 tahun. Dia tidak bersuara setelah saya selesai menceritakan kesusahan saya. Tetapi rupanya dia memperhatikan suara hati saya yang tidak berdaya dan keinginan saya mendapat kesembuhan.
Tiga bulan kemudian, Pnt. Huang mau pergi ke rumah anak perempuannya yang di Amerika untuk melewati musim dingin. Dia menyuruh anaknya untuk menyampaikan sebuah kartu pos yang dia tulisi dengan tangan sendiri. Dia menulis, setiap hari dia berdoa untuk saya yang sakit, dan terus teringat janjinya untuk memberikan saya ayat Alkitab. Maka pada suatu hari, sewaktu membaca Alkitab dia kebetulan membaca Nahum 1:12-13 ini, dan dia merasa ini adalah wahyu Allah yang akan digenapi pada diri saya, maka dia cepat-cepat menuliskan ayat ini untuk saya, berharap kehendak Tuhan terjadi.
Beberapa tahun kemudian, tatkala saya mengerti berpaling kepada Allah untuk memohon kesembuhan, penyakit yang menakutkan yang menggocoh saya selama hampir 40 tahun itu lambat laun menjadi membaik. Allah telah membuat saya menderita, tetapi Allah tidak membuat saya menderita lagi. Dia telah mematahkan gandar sakit kepala yang memberati saya, dan memutuskan belenggu-belenggu sakit kepala yang mengikat saya. Ayat Alkitab pemberian penatua Huang benar-benar tergenapi! Saya mengalami mujizat maha besar!
Kita sering mengeluh, Tuhan! Berapa lama lagi saya harus menderita? Kapankah penderitaan ini berakhir? Sesungguhnya Tuhan membuat kita menderita untuk waktu tertentu saja. Dia tahu tubuh kita hanyalah tercipta dari debu tanah, adalah lemah, maka Dia tidak akan membuat kita terus menderita. Asalkan kita dengan iman tekun berdoa, dan sabar menanti, sampai waktu yang ditentukan-Nya tiba, maka Dia akan menyingkirkan penderitaan itu.
Tukang besi tidak selamanya menempa besi, tukang periuk tidak selamanya membakar periuk. Demikian juga Tuhan tidak selamanya memukul kita. Pengujian dan pemurnian adalah sementara waktu saja, demikian pula penderitaan dan kesengsaraan. Tatkala badai berlalu, matahari yang hangat akan tersenyum menyapa kita.
Daud berkata: “Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.” (Mzm. 30:6). Seberat apapun penderitaan kita, ingatlah murka Tuhan itu hanya sesaat saja, tangisan kita pun hanya satu malam saja, namun kasih karunia dan murah hati-Nya adalah seumur hidup kita!