SAUH BAGI JIWA
“Sebab Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan kami, seperti orang memurnikan perak.” (Mzm. 66:10)
“Sebab Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan kami, seperti orang memurnikan perak.” (Mzm. 66:10)
Ada seorang saudara seiman yang sangat giat melayani Tuhan, tetapi kemudian hidupnya mengalami kesusahan besar, bahkan anaknya sendiri mulai mundur dari kebaktian di gereja. Hal ini hampir saja membuat dia kehilangan iman kepada Tuhan. Dia tidak mengerti, mengapa dia yang sangat mengasihi Tuhan dan sesama manusia, setelah banyak melakukan pekerjaan kudus di gereja, malah mengalami banyak kesusahan.
Sampai suatu hari, dia membaca Alkitab tentang bagaimana Paulus banyak menderita karena memberitakan Injil. Dia menjadi sadar, bahkan rasul-rasul yang banyak berkorban untuk Tuhan saja tidak dihindarkan dari gocohan dan penderitaan. Maka penganiayaan yang dia alami dalam hidupnya, termasuk merosotnya iman anaknya, itu tidaklah seberapa.
Menurut pikiran manusia, rasul yang mengabarkan Injil dengan menantang maut, bukankah seharusnya mendapat banyak berkat dari Allah? Paling tidak, dibebaskan dari penderitaan? Kenyataan tidaklah demikian! Bukannya Allah tidak berkuasa melindungi mereka, melainkan Allah mau menguji mereka. Dan setelah mereka selesai dimurnikan dengan api, mereka menjadi laskar Kristus yang siap menyebarkan Injil keselamatan, dan menjadi teladan bagi umat Kristen di kemudian hari.
Karena memberitakan Injil, Paulus sering masuk penjara, didera di luar batas, kerap dalam bahaya maut, banyak menempuh perjalanan, beberapa kali mengalami kapal karam, sehari semalam terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalanan dia sering diancam bahaya banjir, bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Dia banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali tidak tidur; lapar dan dahaga; kerap kali berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian. Tetapi dia menganggap semuanya itu bukan kesengsaraan, sebaliknya dia bermegah atas semuanya itu.
Saudara itu lalu membandingkan penderitaan yang dia alami dengan yang dialami oleh Paulus, hatinya menjadi terbuka dan menyadari, Allah akan menguji dan memurnikan setiap orang yang sungguh-sungguh mengasihi-Nya, seperti orang memurnikan perak. “Supaya jangan ada orang yang goyang imannya karena kesusahan-kesusahan ini. Kamu sendiri tahu, bahwa kita ditentukan untuk itu.” (1Tes. 3;3)
Hai anak-anak Allah! Allah mau membawa kita masuk ke kedalaman rohani, untuk itu Dia sering menaruh beban berat pada kita, membiarkan orang melintasi kepala kita menindas kita, sampai kita menempuh api dan air, barulah Dia mengulurkan tangan-Nya menolong kita. Maka kita tidak perlu kuatir, karena setelah semuanya lewat, tiba-tiba kita sadar, ternyata Allah telah membuat kekuatan rohani kita naik ke tempat kelimpahan.
“Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.” (Ibr. 11:13). Banyak umat Kristen terus diuji sampai akhir hayatnya. Di dunia mereka tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu. Tetapi mereka akan memperoleh mahkota kemuliaan di surga!