SAUH BAGI JIWA
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. (Mzm. 1:3-4)
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. (Mzm. 1:3-4)
Oh! Sungguh sebuah pemandangan yang begitu indah dan mengharukan! Sebatang pohon yang tinggi dan kuat, ditanam di tepi aliran air yang jernih dan tenang. Aliran air mengalir mengenai akarnya siang dan malam, memberi nutrisi dan kekuatan bagi nyawanya, suara gemercik sungai kecil yang mengalir menjadi suara indah nan menyenangkan yang menemani dia bertumbuh.
Ternyata, orang yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan siang dan malam itu seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, hijau segar dan subur, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, daunnya pun akan tetap hijau muda, selamanya tidak kering. Karena dia berseru kepada Tuhan akan segala sesuatu, maka pasti di waktu tertentu akan menerima berkat Tuhan.
Seperti Yusuf yang walaupun dijahati oleh para kakaknya, namun segala yang dilakukannya semuanya berhasil. Seperti Daud yang walaupun dikejar-kejar untuk dibunuh oleh Saul, namun siapa pun yang mau menjahatinya, semuanya tidak berhasil. Penderitaan yang dialami mereka, semuanya hanyalah penderitaan sementara, sedangkan ketekunan dan kesabaran mereka ditukar dengan berkat yang abadi bagi mereka!
Satu gambar lain yang berwarna kelabu menghembuskan angin dingin menusuk kalbu. Barisan tanaman padi yg sudah berbulir terbentuk butiran-butiran padat berisi, melambai meliuk ditiup angin sepoi, tersenyum riang di bawah siraman cahaya mentari, ah sungguh membuat hati setiap mata yg melihatnya merasakan tenteram. Namun tidak akan lama lagi, takkala padi itu dipanen, butiran-butiran yang terbungkus oleh kulit sekam yang keras dan tidak bisa dimakan itu akan digiling sampai sekam-sekamnya hancur, ditampik dicampak bagai sampah, nasib sekam itu berakhir sangat memilukan hati.
Orang yang melakukan kejahatan dan tidak menyukai Taurat TUHAN adalah seperti sekam, Tuhan tidak menghormatinya. Dia akan segera lenyap seiring dengan tiupan angin.
Seperti Haman di zaman Ratu Ester yang ingin mencelakai Mordekhai dan bangsa Yahudi, pada akhirnya dia disulakan oleh Raja Ahasyweros pada tiang yang didirikannya sendiri untuk membunuh Mordekhai. Seperti para pejabat tinggi dan wakil raja yang ingin mencelakai Daniel, pada akhirnya diperintahkan oleh Raja Darius untuk dilemparkan beserta anak-anak dan isterinya ke dalam gua singa sehingga mati dengan tragis.
Kita sungguh harus membuka hati dan bertanya: “Seperti apakah aku?” Seperti pohon berdaun hijau nan subur yang berbuah menyenangkan Tuhan? Atau seperti sekam yang tidak berguna, yang lenyap begitu angin bertiup dan dicampakkan Tuhan?