SAUH BAGI JIWA
“Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap” (2 Petrus 3:10)
“Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap” (2 Petrus 3:10)
Rasul Petrus mengingatkan bahwa bumi ini tidak akan selamanya ada. Pada waktu-Nya, bumi akan dilenyapkan. Saat itu, kehidupan manusia pun akan berakhir. Tepatlah jika Rasul Paulus berkata bahwa kita adalah orang-orang yang paling malang jika kita hanya menaruh pengharapan ketika kita hidup di dunia ini (1Kor 15:19).
Ketika mengamati kondisi dunia akhir-akhir ini, kita dapat merasakan bahwa kedatangan Tuhan yang kedua kali sudah semakin dekat. Tanda-tanda bahwa dunia ini semakin mendekati kehancurannya sudah semakin nyata. Adanya perang antar negara yang bisa memicu pada perang nuklir, wabah silih berganti yang tidak kunjung berakhir, kesulitan ekonomi global akibat inflasi dan dampak perubahan iklim yang semakin menjadi-jadi merupakan tanda yang dapat kita rasakan dan lihat dengan jelas.
Kondisi seperti ini sesungguhnya menjadi pengingat agar kita harus segera berbenah diri. Rasul Petrus menasihati agar kita berusaha hidup sesuci dan sesaleh mungkin pada masa penantian ini. Kita harus berusaha agar pada saat kedatangan Tuhan, kita kedapatan tidak bercacat dan bernoda di hadapan-Nya dan hidup dalam perdamaian dengan Dia. Saat ini, kita masih memiliki kesempatan untuk itu.
Lalu, apa yang harus kita perbuat? Rasul Paulus berkata, “Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi” (Kol 3:2). Arahkan pikiran kita pada kekekalan dan jangan fokus pada perkara dunia. Kita harus berusaha memperdalam pengenalan kita tentang Tuhan dan berusaha menjadi serupa dengan Dia dengan cara lebih sering bersekutu dengan Dia, mempelajari firman-Nya dan meneladani segala perbuatan-Nya.
Semakin hari waktu yang kita miliki semakin berkurang. Oleh karena itu, gunakanlah waktu dengan bijaksana dan benar. Bukan waktunya lagi bagi kita untuk bermain-main atau bersantai-santai. Sama seperti prajurit yang siap untuk berperang, kita pun harus siap menyambut kedatangan Tuhan. Kita harus menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang. Jangan lagi hidup dalam pesta pora dan kemabukan, dalam percabulan dan hawa nafsu, dalam perselisihan dan iri hati (Rm 13:12-13). Sebagai jemaat Tuhan, marilah kita saling bertolong-tolongan dan saling menasihati untuk hidup lebih baik dan berkenan kepada Tuhan.
Selain itu, kita harus senantiasa waspada dan berjaga-jaga terhadap tipu muslihat Iblis yang senantiasa berusaha untuk mengalihkan perhatian kita dan membuat kita sibuk dengan hal-hal yang sia-sia. Ia akan mencoba merintangi kita dengan berbagai cara. Karena itu, kita harus berjuang secara aktif untuk melawannya dan memperkuat kerohanian dan tekad kita. Pandangan kita harus senantiasa tertuju kepada Tuhan sambil terus berjaga-jaga dan berdoa.
Ingatlah bahwa waktu tidak akan berulang dan kesempatan tidak selalu ada. Ketika waktu dan kesempatan itu masih ada, kita harus memegangnya erat-erat. Jangan sampai kita menyesal kemudian. “Sebab itu, penulis kitab Ibrani mengingatkan, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kita yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku.