SAUH BAGI JIWA
Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya (Amsal 14:8)
Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya (Amsal 14:8)
Kehidupan kita di dunia dapat diibaratkan sebagai suatu perjalanan. Kita memulai perjalanan ini pada saat kita dilahirkan dan akan berakhir waktu kita meninggal dunia. Selama hidup di dunia, kita harus memilih apa yang akan kita lakukan, yang akan menentukan masa depan kita. Apakah kita hanya sekadar melewati hari demi hari tanpa tujuan yang pasti? Atau sebaliknya kita telah menetapkan tujuan hidup, bahkan mengetahui ke mana kita akan pergi setelah mati?
Tuhan Yesus telah memberitahukan arah dan tujuan yang seharusnya kita tuju. Di dalam Yohanes 14:6, Ia berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Mengetahui tempat tujuan bukan berarti kita pasti akan sampai ke tempat itu. Untuk bisa sampai ke sana, kita harus tahu caranya. Allah telah memberikan firman-Nya kepada kita untuk kita taati. Kita harus banyak berdoa, membaca Alkitab dan beribadah kepada Dia.
Mungkin kita merasa telah banyak melakukan firman Tuhan, tetapi sesungguhnya masih banyak hal yang belum bisa kita pahami sepenuhnya. Oleh karena itu, kita memerlukan Roh Kudus dan hikmat Allah. Kita harus memohon agar Tuhan memberikan pengertian kepada kita. Setelah mengerti, barulah kita dapat membedakan mana yang benar dan salah.
Karena itulah Rasul Paulus berdoa untuk jemaat di Kolose, “Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna.” (Kol 1:9b) Hanya dengan hikmat dari Tuhan dan pencerahan Roh Kudus, kita dapat memahami kehendak Tuhan dan memperoleh pengenalan akan Dia. Setelah mengetahui kehendak Tuhan, barulah kita dapat melakukan hal-hal yang menyukakan Dia. Pengenalan yang dalam mengenai Allah akan membuat kita berhati-hati dalam sikap dan perilaku kita.
Hidup adalah pilihan dan pilihan itu sangat menentukan nasib kita kelak. Jadilah orang yang cerdik seperti yang dikatakan dalam Amsal ini, yaitu orang yang memiliki kemampuan untuk mengerti jalannya sehingga dia tahu apa yang harus dilakukannya dan apa tujuan hidupnya. Orang yang bijak bukan hanya sekedar melewati hari, tetapi menjalaninya sesuai kehendak Tuhan dan berusaha menjadi sempurna. Jangan seperti orang Israel yang bodoh, yang tidak memiliki pengertian dan pengenalan akan Tuhan. Mereka lebih memilih allah-allah yang sebenarnya bukan Allah dan menolak Allah yang hidup. Walaupun mereka telah melihat dan mengalami kebaikan dan kebesaran Tuhan, mereka tidak mengerti. Kebebalan menyebabkan mereka menjadi bodoh dan menjadi celah bagi Iblis untuk menipu dan menyesatkan mereka.
“Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan orang benar.” (Ams 2:20). Mohonlah kepada Tuhan agar mengaruniakan pengertian kepada kita supaya kita mengenal Yang Benar. Seperti firman Tuhan dalam kitab Yesaya, “Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kau tempuh.”