SAUH BAGI JIWA
Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya, tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya (Amsal 13:24)
Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya, tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya (Amsal 13:24)
Ada kenangan semasa duduk di bangku Sekolah Dasar yang melekat kuat di dalam ingatan saya. Pada waktu itu, ada seorang guru yang selalu membawa tongkat bambu ketika mengajar. Tongkat itu panjang dan pipih, berukuran kurang lebih satu meter. Ia menggunakannya untuk menunjukkan angka atau huruf yang dituliskan di papan tulis. Fungsi dan kegunaannya mirip dengan pointer yang kita gunakan zaman sekarang untuk menunjuk pada bagian tertentu di layar proyektor.
Namun, guru tersebut tidak segan-segan menggunakan tongkat tadi untuk memberikan pukulan ringan kepada anak-anak yang bandel dan tidak mau mendengarkan nasihat. Dengan pukulan itu, anak-anak yang nakal menyadari kesalahan mereka dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi.
Terkadang pukulan dan hajaran memang perlu kita rasakan sehingga kita bisa menyadari kesalahan kita. Orangtua yang mengasihi anak-anaknya tidak segan-segan menggunakan tongkat untuk mendidik mereka (Ams 23:13-14). Alkitab memang mengizinkan pukulan secara fisik dalam mendidik anak, tetapi tidak lantas membuat kita selalu menggunakannya.
Cara ini sesungguhnya menggambarkan bagaimana Tuhan memperlakukan anak-anak-Nya. Terkadang, hajaran adalah cara Tuhan mendidik dan mengingatkan kita pada kesalahan yang kita lakukan (Ibr 12:5-6). Memang, hajaran Tuhan tidak mendatangkan sukacita ketika kita menerimanya, malahan mendatangkan dukacita. Itulah cara Tuhan mendidik anak-anak-Nya.
Ketika mendapat pukulan dari orangtua, seorang anak biasanya akan merasakan orangtuanya begitu jahat dan kejam. Tetapi, sesungguhnya itulah kasih sayang orangtua kepada anak-anaknya. Kasih Tuhan kepada kita juga bisa diwujudkan melalui hal-hal yang sepertinya tidak menyenangkan, kepahitan, kesakitan, kekurangan, pukulan dan hajaran. Ketika Tuhan sedang mengacungkan tongkat-Nya, sesungguhnya Ia sedang menyatakan kasih-Nya kepada anak-anak-Nya agar mereka menyadari kesalahannya dan berbalik ke jalan yang benar.