SAUH BAGI JIWA
“Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia” (2 Petrus 1:4)
“Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia” (2 Petrus 1:4)
Setiap orang dipanggil oleh Tuhan dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang melalui kesembuhan dari sakit-penyakit, ada yang karena kebenaran Injil atau ada pula yang karena mendapat penglihatan dari Tuhan. Allah memanggil kita dengan cara-Nya yang ajaib agar kita dapat menjadi umat-Nya.
Rasul Petrus dalam suratnya memberitahukan kepada pembaca bahwa Tuhan sesungguhnya telah menganugerahkan kepada kita janji-janji berharga, yaitu janji surgawi. Meskipun dalam dunia, kita masih berhadapan dengan keinginan hawa nafsu duniawi yang membawa kita pada pelanggaran dosa, Roh Kudus akan membantu kita menuju pada kodrat ilahi.
Kata kodrat sendiri berarti sifat atau karakteristik seseorang. Sedangkan frase “mengambil bagian” dalam bahasa Yunani memiliki arti: “berbagi” atau “bersekutu.” Dengan kata lain, kalimat “mengambil bagian dalam kodrat ilahi” mengandung makna bahwa Tuhan menginginkan agar kita juga memiliki sifat dan karakter yang seperti Dia. Dengan mengambil bagian dalam kodrat ilahi, Tuhan sesungguhnya ingin meluputkan kita dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan.
Ia ingin agar kita dapat bertumbuh secara rohani. Tentunya pertumbuhan tersebut tidak hanya berdasarkan pelayanan semata-mata, melainkan pertumbuhan harus didukung dengan adanya kerinduan untuk mendalami firman Tuhan, membedakan antara kebenaran dengan penyimpangan.
Dalam ayat 6, rasul Petrus menasihati dengan penuh penekanan, bahwa pengetahuan akan firman Tuhan juga harus disertai dengan penguasaan diri. Saat pengetahuan tidak disertai dengan penguasaan diri, maka kesombongan dapat menyusup, sehingga tidak ada lagi kerendahan hati. Dalam kesombongan, pemahaman akan pengetahuan firman Tuhan pun menjauh dari kebenaran-Nya. Hati yang demikian bukan hanya tidak akan dipakai oleh Tuhan, melainkan ibadahnya pun juga tidak akan dikenan.
Penguasaan diri membutuhkan ketekunan. Ketekunan untuk mengevaluasi kekurangan dan kelemahan diri yang perlu kita perbaiki. Ketekunan untuk bersabar di dalam memahami kehendak Tuhan di saat beban masalah semakin berdatangan silih berganti. Ketekunan di dalam pertumbuhan rohani menuju kesalehan melalui kuasa Roh Kudus-Nya. Dengan demikian, kita dapat mengambil bagian dalam kodrat ilahi.
Sebab dengan kesalehan, kasih kepada saudara-saudari seiman dan orang-orang sekitar dapat dijalankan. Kasih yang tulus, tidak pandang bulu dan lemah-lembut; bukan dengan kasih yang dingin, yang membeda-bedakan dan yang penuh dengan penghakiman. Kiranya Roh Kudus-Nya memberikan kita kekuatan untuk semakin bergiat dan menjadi dewasa dalam kodrat ilahi.