SAUH BAGI JIWA
“…kepada Filemon yang kekasih, teman sekerja kami” (Filemon 1)
“…kepada Filemon yang kekasih, teman sekerja kami” (Filemon 1)
Aku terkesan saat menonton sebuah cuplikan yang menayangkan cara kerja sebuah tim Pit Stop—yaitu para mekanik kendaraan yang bekerja di saat jeda waktu balapan untuk mengisi bahan bakar, mengganti ban baru, perbaikan mesin ataupun pergantian pembalap—di ajang balapan Formula One. Dalam sekejap mata, tim mekanik yang berjumlah 20 orang tersebut mampu melakukan tugasnya dengan kompak dan sempurna.
Dalam pekerjaan untuk rumah Tuhan, sesungguhnya kita memerlukan rekan sekerja yang memiliki kesatuan hati agar kita dapat bersama-sama menjalankan berbagai macam tugas pelayanan untuk memuliakan nama Tuhan Yesus.
Rasul Paulus pun dalam pekerjaan pelayanannya memiliki rekan-rekan sekerja, salah satunya adalah Filemon. Di dalam suratnya, Filemon disebutkan sebagai “teman sekerja.” Teman sekerja, dalam bahasa Yunani secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai: “sang penolong” atau “seorang yang bekerja bersama-sama.”
Frase “teman sekerja” secara luas digunakan dalam surat-surat rasul Paulus lainnya dan juga surat Yohanes dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam seperti: seorang yang berjuang bersama-sama dalam Injil, seorang yang saling menolong atau mendukung dalam Tuhan, seorang yang menguatkan hati dan menasehatkan tentang iman, seorang yang saling menghibur dalam pengharapan iman, seorang yang selalu berusaha untuk membantu pekerjaan Tuhan.
Saat kita bergabung untuk bekerja sama dalam sebuah tim pelayanan, tentunya masing-masing anggota memiliki tujuan yang sama untuk memuliakan Tuhan. Namun, ada kalanya, seiring dengan berjalannya waktu, masing-masing anggota mempunyai pemikiran dan harapan yang berbeda terhadap tujuan dari tim pelayanan tersebut. Akibatnya, perbedaan pendapat maupun konflik dapat terjadi, sehingga tujuan utama pelayanan itu menjadi terhambat.
Bagaimana caranya agar sesama anggota dalam tim dapat sungguh-sungguh kembali bekerja sama dan tidak berlarut-larut dalam konflik? Sebagai sesama teman sekerja, perlu adanya komunikasi yang baik dan rasa saling percaya antara satu dengan yang lainnya agar tercipta kesatuan hati. Namun, yang terutama adalah perlunya hati yang mengasihi Tuhan dan sesama.
Saat hati kita dipenuhi oleh kasih terhadap Tuhan, maka dalam pekerjaan apapun, kita akan memberikan yang terbaik yang kita miliki bagi-Nya. Dan saat hati kita dipenuhi oleh kasih terhadap sesama, maka sebagai rekan sekerja, hendaknya kita dapat saling mengampuni, memaklumi dan berusaha untuk saling menasehati dalam kasih. Dengan demikian, sebagai teman sekerja dalam tim, masing-masing anggota akan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi dan tidak berlarut dalam kekecewaan yang membuat seseorang menjadi mundur dalam pelayanannya.
Sebagai anggota dari tim Pit Stop, masing-masing anggota sesungguhnya bekerja dalam tekanan. Dalam waktu yang begitu singkat, mereka semua harus mengerjakan pekerjaan masing-masing dengan begitu cepat dan sempurna. Tidak ada yang berpangku tangan. Tidak ada pula yang saling menyalahkan. Tidak ada yang saling menghakimi.
Menjadi teman sekerja sesungguhnya adalah menjadi seorang penolong. Menjadi penolong berarti bukan sekedar menyuruh orang lain untuk melakukan pekerjaan, melainkan diri kita juga turut ambil bagian dan turut berjuang bersama-sama menghadapi dan menanggung kesulitan ataupun tekanan dalam pekerjaan.
Sebagai teman sekerja, marilah kita lakukan segala pekerjaan dalam kasih terhadap Tuhan dan sesama, agar kita dapat menjadi rekan dalam Tuhan yang dapat diandalkan dan membantu mempercepat terselesaikannya pekerjaan Tuhan sehingga kemuliaan nama-Nya dapat tercapai.