SAUH BAGI JIWA
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28)
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28)
Akhir-akhir ini saya sedang asyik membaca sebuah buku yang sangat menarik. Judulnya “Menyembuhkan Luka-luka Akibat Pelecehan Emosional”, ditulis oleh Gregory J. Lantz, seorang konselor profesional. Ternyata dalam dunia ini begitu banyak masalah yang tidak kasat mata tetapi nyata. Membaca buku itu saya jadi teringat sebuah amsal orang bijak: “Di dalam tertawa pun hati dapat merana, dan kesukaan dapat berakhir dengan kedukaan” (Ams 14:13).
Apalagi dunia ini sudah semakin tua dan sarat dengan dosa, sehingga banyak orang yang hidupnya penuh dengan penderitaan batin. Mereka mencari-cari orang yang mau mendengarkan dan peduli dengan masalah mereka. Dari keluarga-keluarga dengan orangtua yang sudah bercerai muncul remaja-remaja yang hatinya penuh luka akibat kekecewaan oleh hilangnya perhatian dari orang tua. Akhirnya banyak yang terjerumus ke dalam penyalahgunaan obat-obatan terlarang, yang justru semakin membuat mereka kehilangan pengakuan akan jati dirinya karena kini orang tua dan saudara-saudaranya juga menolak kehadiran mereka.
Untuk kesekian kalinya saya membaca Injil Matius 11:28 dan untuk kesekian kalinya pula saya tersentuh oleh kasih Yesus. Ada beberapa hal yang menjadi bahan renungan saya:
Kalimat “Marilah kepada-Ku, semua…” mengisyaratkan bahwa Tuhan Yesus menerima setiap orang yang datang kepada-Nya dengan tangan terbuka, tanpa memandang perbedaan yang ada.
Kemudian, “…yang letih lesu dan berbeban berat” menunjukkan bahwa Dia terlebih lagi menaruh perhatian dan kepedulian kepada umat manusia yang berada dalam kelemahan. Dia tidak memandang kita yang lemah sebagai sumber masalah, tetapi sebagai domba terluka yang memerlukan perhatian khusus, lebih dari 99 domba yang sehat.
Lalu, “Aku akan memberi kelegaan kepadamu”. Inilah janji pemulihan yang Tuhan mau berikan kepada kita. Yang hilang Dia cari, yang tersesat Dia bawa pulang, yang luka Dia balut, dan yang sakit Dia kuatkan! (Yeh 34:16).
Di akhir zaman ini, sebagai umat pilihan, kita perlu mengembangkan sikap seperti Tuhan Yesus di dalam kehidupan kita. Setiap hari begitu banyak orang di sekitar kita yang hatinya terluka. Mereka ini membutuhkan kehadiran Yesus di tengah-tengah permasalahan mereka.
Kita terpanggil untuk menghadirkan Yesus ke dalam kehidupan mereka melalui kesediaan kita menerima mereka sebagai sahabat tanpa memandang perbedaan yang ada, dan mau mendengarkan keluhan-keluhan mereka. Kasih Tuhan yang begitu besar akan sanggup memulihkan hati mereka.