SAUH BAGI JIWA
“Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.” (2 Timotius 3:14)
“Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.” (2 Timotius 3:14)
Mungkin kita pernah mendengar istilah deja vu. Istilah ini dibuat oleh seorang psikolog bernama Emile Boirac pada tahun 1876. Dalam bahasa Prancis, deja vu artinya pernah merasa atau melihat kejadian di masa lampau. Cobaan yang terjadi di masa lalu dapat terjadi pada diri kita saat ini dan masa yang akan datang.
Dari Kitab Kejadian, kita telah melihat bagaimana godaan menjatuhkan Hawa dan Adam, padahal firman Tuhan memerintahkan agar mereka tidak memakan buah pengetahuan baik dan jahat karena mereka akan mati setelah memakannya.
Manusia sesungguhnya memiliki pilihan: apakah mau taat atau membiarkan diri mereka jatuh ke dalam dosa. Saat ini, kita harus waspada terhadap dosa dan ajaran sesat. Kita harus berpegang erat pada firman Tuhan. Jangan biarkan firman Tuhan berpindah dari hati kita. Firman Tuhan tidak akan berubah. Kita harus mempelajari firman Tuhan secara mendalam dan memberikan tempat utama kepada Tuhan di dalam hati kita.
Pada akhir zaman ini, bukan hanya jemaat yang akan menghadapi godaan dan pencobaan, tetapi para pengerja gereja pun bisa jatuh. Seorang hamba Tuhan pernah bersaksi bahwa ia melihat ada dua orang pengerja yang jatuh, padahal mereka adalah orang-orang yang mengetahui firman Tuhan. Mereka jatuh secara perlahan-lahan, berubah dari pengerja yang baik menjadi pengerja yang jahat. Ada pula orang yang pernah mengalami kebaikan Tuhan, tetapi akhirnya tetap jatuh imannya. Apa yang terjadi sehingga mereka jatuh ke dalam dosa? Dalam 2 Timotius 3:13 dikatakan, “Sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan.”
Ini merupakan peringatan bagi kita semua. Firman Tuhan harus diam di dalam hati kita. “Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.” (2Tim 3:14). Ini adalah nasihat yang diberikan Paulus kepada Timotius, yaitu untuk mendengar firman Tuhan dan menyimpannya di dalam hati. Jangan sampai setelah mendengar, lalu lenyap.
Kita juga bisa belajar dari Yusuf. Sebagai seorang pemuda, ia digoda oleh majikan perempuannya. Saat itu, Yusuf menghadapi cobaan yang sangat besar. Bagaimana sikap Yusuf saat menghadapi cobaan ini? Ia berkata, “Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?”
Jangan pernah berpikir bahwa Yusuf dengan mudah mengucapkan perkataan itu. Saat cobaan datang menghampiri, seringkali itu hadir tanpa peringatan terlebih dulu sehingga kita tidak berhati-hati dan jatuh. Pada saat ini, apakah ada firman Tuhan diam di dalam hati kita? Jika Yusuf tidak menyimpan firman Tuhan dalam hatinya, mustahil baginya untuk menghadapi cobaan itu. Marilah kita juga menyimpan firman Tuhan dalam hati kita sehingga kita dapat selamat.