SAUH BAGI JIWA
“tetapi buah Roh ialah:…penguasaan diri” (Galatia 5:22-23)
“tetapi buah Roh ialah:…penguasaan diri” (Galatia 5:22-23)
Daud adalah raja kedua Israel. Banyak sekali perang yang telah dimenangkannya. Akan tetapi, Daud tidak dapat menguasai dirinya. Pada waktu ia sedang berjalan di atas sotoh istana, ia melihat Batsyeba yang sedang mandi. Karena ia tidak dapat menguasai dirinya, maka Daud tidur dengan Batsyeba dan Batsyeba pun mengandung. Hal ini adalah hal yang jahat di mata Tuhan.
Perikop 2 Samuel 11 menunjukkan bahwa Daud tidak memiliki penguasaan diri dan akhirnya jatuh ke dalam dosa. Penguasaan diri termasuk ke dalam cita rasa buah Roh (Gal 5:23). Tidak hanya itu, rasul Paulus menganggap penguasaan diri adalah hal yang penting. Oleh karena itulah, ia mengirimkan surat kepada Timotius untuk menguasai diri dalam segala hal.
Terdapat tiga hal duniawi yang membutuhkan penguasaan diri. Pertama, keinginan daging. Menurut surat Paulus kepada jemaat di Galatia, hawa nafsu, perselisihan, iri hati, dan pesta pora adalah contoh keinginan daging. Beragam cerita di Alkitab membuktikan keinginan daging menyebabkan manusia jatuh ke dalam dosa. Kain yang iri hati kepada Habel menyebabkan Kain membunuh Habel dan akhirnya mendapat hukuman dari Tuhan. Nafsu rakus orang Israel akan daging di Kibrot-Taawa menyebabkan mereka mendapat tulah.
Kedua, keinginan mata. Kisah Daud dan Batsyeba membuktikan bahwa keinginan mata dapat menyebabkan manusia jatuh ke dalam dosa. Tanpa adanya penguasaan diri, maka sangat mudah sekali manusia jatuh ke dalam dosa akibat keinginan mata.
Ketiga, keangkuhan hidup. Raja Nebukadnezar pernah berkata sombong (Dan 4:30-33). Kesombongan ini menyebabkan dirinya menjadi sangat rendah, yaitu dihalau dari antara manusia dan makan rumput seperti lembu. Tuhan sendiri sangat menentang orang yang congkak, tetapi Ia mengasihi orang yang rendah hati (Yak 4:6).
Penguasaan diri adalah cita rasa buah Roh. Jika kita belum memiliki Roh Kudus, maka tetaplah berusaha meminta meterai keselamatan tersebut. Akan tetapi, jika kita telah menerima Roh Kudus, maka hendaknya kita dapat menghasilkan buah Roh Kudus. Hal yang boleh direnungkan bersama adalah jika kita telah memiliki Roh Kudus, apakah kita dapat menguasai diri dengan tidak iri terhadap berkat orang lain? Jika kita telah dikaruniai Roh Kudus, apakah kita telah menguasai diri dengan menjaga mata kita dari hal percabulan yang dapat diakses dengan mudah di internet? Jika kita telah menerima Roh Kudus, apakah kita dapat menguasai diri kita untuk tidak menyontek saat ujian berlangsung? Jika kita telah mendapatkan Roh Kudus, apakah kita telah menguasai diri untuk tidak sombong?
Penguasaan diri bukanlah hal yang mudah. Ia tidak terbentuk dalam waktu yang singkat. Penguasaan diri membutuhkan proses. Mulailah dengan membaca firman Tuhan agar kita lebih mengenal hal yang Tuhan berkenan dan hal yang tidak dikenan-Nya. Kemudian, mohonlah bantuan Roh Kudus untuk membimbing agar dapat menguasai diri. Praktekanlah sifat penguasaan diri dalam kehidupan sehari-hari. Mulailah untuk tidak menyontek saat ujian. Mulailah untuk membeli hal yang benar-benar dibutuhkan dibanding membeli benda hanya karena ‘lapar mata’. Mulailah untuk mensyukuri hal yang kita miliki dibanding mengeluh karena melirik kelebihan orang lain. Pergunakanlah kesempatan yang ada untuk menghasilkan buah Roh dan memuliakan nama Tuhan.