SAUH BAGI JIWA
“Sebab di sini banyak kesempatan bagiku untuk mengerjakan pekerjaan yang besar dan penting, sekalipun ada banyak penentang” (1 Korintus 16:9)
“Sebab di sini banyak kesempatan bagiku untuk mengerjakan pekerjaan yang besar dan penting, sekalipun ada banyak penentang” (1 Korintus 16:9)
Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, rasul Paulus pernah menyampaikan, “Sebab di sini banyak kesempatan bagiku untuk mengerjakan pekerjaan yang besar dan penting, sekalipun ada banyak penentang” (1Kor 16:9). Pekerjaan yang dimaksud Rasul Paulus, adalah “pemberita Injil.”
Rasul Paulus tinggal di Efesus selama kurang lebih tiga tahun lamanya (Kis 20:31). Selain untuk menggembalakan jemaat di sana, rasul Paulus juga memberitakan Injil kerajaan Allah. Mengapa pekerjaan ini besar, penting, dan mulia? Pemberita Injil memberitakan kabar sukacita dan kebenaran Allah, agar orang-orang yang mendengarnya dapat memperoleh keselamatan di surga, terluput dari hukuman kekal di neraka. “Selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api,” penulis surat Yudas mengingatkan para pembaca (Yud 1:23). Maka, seorang pemberita Injil seumpama orang yang menyelamatkan orang lain dari api neraka; bagaikan pemadam kebakaran yang menyelamatkan seseorang dari amukan api. Dengan demikian, pekerjaan ini adalah pekerjaan menyelamatkan jiwa orang lain, bukan sekadar nyawanya sendiri.
Memberitakan Injil bukan hanya pekerjaan yang dilakukan hamba Tuhan, seperti halnya pendeta, penginjil, penatua, diaken, diakenis ataupun pengurus gereja. Pekerjaan ini adalah panggilan bagi setiap orang percaya dan menerima Roh Kudus Tuhan (Kis 1:8). Pada hari ini, apakah kita menyadari perintah Tuhan yang penting ini, untuk memberitakan Injil keselamatan? Banyak dari teman-teman kita yang masih belum percaya dan mereka belum memiliki pengharapan surgawi.
Bagaimanakah cara kita memberitakan Injil? Pertanyaan ini seringkali menghinggapi benak kita, “Saya tidak bisa memberitakan injil dan sulit berbicara kepada orang lain; saya malu.” Mungkin kondisi seperti demikian sering kita alami. Namun, cara memberitakan Injil sesungguhnya dapat kita pelajari, terutama dengan bersandar pada penyertaan Roh Kudus yang diberikan kepada kita. Kita sesungguhnya memiliki kuasa dan keberanian untuk memberitakan kebaikan dan kebenaran firman Tuhan.
Apapun cita-cita kita pada hari ini, kiranya kita tetap menyadari dan melakukan pekerjaan yang besar dan penting ini. “Untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.” (Kis 26:18)