SAUH BAGI JIWA
“Kata Debora: “Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan.” Lalu Debora bangun berdiri dan pergi bersama-sama dengan Barak ke Kedesy.” (Hakim-hakim 4:9)
“Kata Debora: “Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan.” Lalu Debora bangun berdiri dan pergi bersama-sama dengan Barak ke Kedesy.” (Hakim-hakim 4:9)
Debora merupakan fakta alkitabiah mengenai emansipasi dalam pelayanan kepada Allah. Paulus menyatakan kepada jemaat di Galatia: “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.” (Gal 3:28). Tentu ada petunjuk dalam Alkitab di mana perempuan tidak mengambil bagian, misalnya tidak ada penatua perempuan. Hal ini berdasarkan kebenaran firman Tuhan: “Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.” (1Kor 11:3). Peranan yang ditetapkan bagi perempuan dalam pernikahan dan masyarakat ini sesuai dengan petunjuk Alkitab (1Ptr 3:1-4; Ef 5:22-23).
Barak mengerahkan suku Zebulon dan Naftali ke Kedesy. Sepuluh ribu orang maju mengikutinya dan Debora maju bersama-sama dengan dia (Hak 4:10). Umat Allah beroleh kemenangan dan lepas dari penindasan raja Kanaan (Hak 4:2-3). Barak beroleh kemenangan, namun ia tidak mendapatkan kehormatan (Hak 4:9). Debora yang menikmati kemenangan dan kehormatan.
Yohanes berkata, “Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia.” (Why 17:14). Terpanggil, dipilih dan setia – itulah kunci untuk memperoleh kemenangan.
Lukas mencatat mengenai kehormatan bagi umat Allah: “Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya:Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali. Dan terjadilah, Ketika ia kembali, setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota.” (Luk 19:13, 17,19). Kehormatan hamba yang menghasilkan 10 mina berbeda dengan hamba yang menghasilkan 5 mina. Sama-sama masuk sorga, tetapi kehormatannya berbeda (lihat 1Kor 15:41; 1Ptr 4:18).
Barak mengejar kereta-kereta dan tentara itu sampai ke Haroset-Hagoyim dan seluruh tentara Sisera tewas oleh mata pedang; tidak ada seorangpun yang tinggal hidup. Bahkan, Sisera yang mencoba menyelamatkan diri tetap dikejar. Sisera binasa oleh Yael. Alkitab mencatat: “Pada waktu itu muncullah Barak yang mengejar Sisera. Keluarlah Yael mendapatkan dia dan berkata kepadanya: “Mari, aku akan menunjukkan kepadamu orang yang kaucari itu.” Lalu masuklah Barak ke dalam dan tampaklah Sisera mati tergeletak dengan patok dalam pelipisnya.” (Hak 4:22).
Sisera diam di Haroset-Hagoyim (Hak 4:2). Ke sanalah Barak mengejar musuhnya. Barak ingin menumpas musuh sampai tuntas. Ia ingin memastikan bahwa musuhnya binasa. Yesaya mencatat: “Terjagalah, terjagalah! Kenakanlah kekuatan, hai tangan TUHAN! Terjagalah seperti pada zaman purbakala, pada zaman keturunan yang dahulu kala! Bukankah Engkau yang meremukkan Rahab, yang menikam naga sampai mati?” (Yes.51:9). Tumpas kuasa jahat sampai tuntas!