SAUH BAGI JIWA
“Lalu kata Manoah: “Dan apabila terjadi yang Kaukatakan itu, bagaimanakah nanti cara hidup anak itu dan tingkah lakunya?” Jawab Malaikat TUHAN itu kepada Manoah:”Perempuan itu harus memelihara diri terhadap semua yang Kukatakan kepadanya. Janganlah ia makan sesuatu yang berasal dari pohon anggur; anggur atau minuman yang memabukkan tidak boleh diminumnya dan sesuatu yang haram tidak boleh dimakannya. Ia harus berpegang pada segala yang Kuperintahkan kepadanya.”” (Hakim-hakim 13:12- 14)
“Lalu kata Manoah: “Dan apabila terjadi yang Kaukatakan itu, bagaimanakah nanti cara hidup anak itu dan tingkah lakunya?” Jawab Malaikat TUHAN itu kepada Manoah:”Perempuan itu harus memelihara diri terhadap semua yang Kukatakan kepadanya. Janganlah ia makan sesuatu yang berasal dari pohon anggur; anggur atau minuman yang memabukkan tidak boleh diminumnya dan sesuatu yang haram tidak boleh dimakannya. Ia harus berpegang pada segala yang Kuperintahkan kepadanya.”” (Hakim-hakim 13:12- 14)
Manoah bertanya kepada malaikat Tuhan perihal cara hidup dan tingkah laku anaknya kelak. Jawaban yang ia terima nampaknya tidak sesuai dengan yang ditanyakan. Istrimu harus begini, tidak boleh begitu. Namun, Manoah tidak lagi menuntut jawaban atas pertanyaannya. Nampaknya, Manoah merasa puas dengan jawaban yang diterimanya.
Suatu saat, pada waktu hari mulai malam datanglah kedua belas murid Tuhan Yesus kepada-Nya dan berkata: “Suruhlah orang banyak itu pergi, supaya mereka pergi ke desa-desa dan kampung-kampung sekitar ini untuk mencari tempat penginapan dan makanan, karena di sini kita berada di tempat yang sunyi.” Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Kamu harus memberi mereka makan.” (Luk 9:12-13a). Setelah Yesus melakukan mukjizat 5 roti dan 2 ikan untuk memberi makan ribuan orang sampai kenyang, Injil Matius mencatat: “Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahuluinya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.” (Mat 14:22).
Permintaan murid-murid perihal orang banyak agar mereka pergi mencari penginapan dan makanan hanya dijawab “sebagian” oleh Yesus. Soal makanan diselesaikan oleh Yesus dengan cara ajaib, namun hal penginapan tidak dikabulkan. Yesus menyuruh orang banyak itu pulang.
Bagian awal Kitab Kisah Para Rasul menuliskan: “Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: “Tuhan, maukah engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” Jawab-Nya: “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kis 1:6-8). Murid-murid berbicara mengenai kerajaan duniawi, yaitu kerajaan Israel seperti zaman Saul dan Daud. Yesus mengajak para murid untuk memperhatikan kerajaan rohani, seperti dikatakan di dalam Matius 6:10, “[D]atanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.”
Allah tahu apa yang ingin kita tanyakan. Namun, Ia lebih tahu jawaban yang kita perlukan. Sebagai umat, mungkin banyak hal yang ingin kita ketahui. Keingintahuan adalah hal yang wajar. Di sisi lain, ada hal yang perlu kita ketahui. Untuk itu Allah tentu memberitahukannya kepada kita dengan cara-Nya.
Ada semangat yang perlu kita contoh dari umat zaman Musa. “Diambilnyalah kitab perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh bangsa itu dan mereka berkata: “Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan.” (Kel 24:7). Banyak hal yang ingin kita ketahui atau tanyakan kepada Allah. Sesungguhnya, jawaban atas pertanyaan kita itu dapat kita temukan di dalam Alkitab. Anda punya Alkitab? Bacalah!