SAUH BAGI JIWA
“[D]ari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari” (Kisah Para Rasul 16:12)
“[D]ari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari” (Kisah Para Rasul 16:12)
Di kota Filipi, ada setidaknya dua cerita yang menonjol dan dapat kita teladani. Cerita yang pertama tentang Paulus dan Silas di dalam penjara. Tidak lama setelah Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah, gempa bumi terjadi begitu hebat. Kemudian sendi-sendi penjara goyah sehingga semua pintu penjara terbuka dan belenggu terlepas. Peristiwa itu terjadi kira-kira tengah malam. Kejadian hebat itu membuat kepala penjara berniat untuk bunuh diri, namun Paulus berhasil mencegahnya (Kis. 16:25-29). Paulus kemudian memberitakan firman Tuhan kepada semua orang yang ada di rumah kepala penjara. Seketika itu juga, kepala penjara dan seisi rumahnya memberi diri mereka dibaptis.
Walaupun sudah lewat tengah malam, tapi kepala penjara mau menerima Paulus dan Silas di rumahnya. Menerima tamu di tengah malam ini mungkin akan membuat sebagian orang merasa tidak nyaman dan terganggu waktu tidurnya. Ini bukanlah perkara mudah, tetapi kepala penjara ini mau mengorbankan waktu dan tempatnya untuk menerima mereka. Kita dapat belajar dari seorang kepala penjara Filipi untuk melakukan hal yang benar di mata Tuhan, walaupun sepertinya hal itu mungkin tidak mudah untuk dilakukan.
Setelah itu, di dalam kitab Kisah Para Rasul 16:40 dikatakan, ”Lalu mereka meninggalkan penjara itu dan pergi ke rumah Lidia; dan setelah bertemu dengan saudara-saudara di situ dan menghiburkan mereka, berangkatlah kedua rasul itu.” Firman Tuhan jelas menyatakan bahwa tujuan kunjungan Paulus ke rumah Lidia adalah untuk menghiburkan saudara-saudara yang ada di situ. Paulus yang baru saja mengalami penyiksaan, tetapi dia pergi mengunjungi rumah Lidia untuk menghibur jemaat yang ada di situ. Penangkapan Paulus dan Silas dikhawatirkan membuat iman mereka goncang. Paulus menyadari bahwa iman kerohanian jemaat di Filipi yang belum lama dibaptis itu masih berada pada tahap awal pertumbuhan. Untuk itulah Paulus datang ke rumah Lidia untuk menghibur mereka. Kita dapat belajar dari Paulus dan Silas yang mampu menghibur orang lain walaupun sejatinya mereka juga perlu dihibur. Sama seperti saat ini, dibalik kesusahan yang kita alami, kita bisa memberi penghiburan kepada saudara saudari seiman kita untuk saling mengingatkan.