SAUH BAGI JIWA
“Tetapi janganlah kamu mengikat perjanjian dengan penduduk negeri ini; mezbah mereka haruslah kamu robohkan. Tetapi kamu tidak mendengarkan firman-Ku. Mengapa kamu perbuat demikian?”
(Hakim-hakim 2:2)
“Tetapi janganlah kamu mengikat perjanjian dengan penduduk negeri ini; mezbah mereka haruslah kamu robohkan. Tetapi kamu tidak mendengarkan firman-Ku. Mengapa kamu perbuat demikian?”
(Hakim-hakim 2:2)
Tuhan memerintahkan bangsa Israel untuk menghalau orang-orang di tanah Kanaan, agar bangsa Israel tidak bercampur dengan mereka. Tetapi bangsa Israel melupakan perintah Tuhan, karena mereka telah hidup nyaman di Kanaan. Mereka mendapatkan para pekerja gratis, telah menjadi bangsa yang kuat sehingga tidak lagi menjalankan apa yang telah diperintahkan Tuhan.
“Lalu Malaikat TUHAN pergi dari Gilgal ke Bokhim dan berfirman: “Telah Kutuntun kamu keluar dari Mesir dan Kubawa ke negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyangmu, dan Aku telah berfirman: Aku tidak akan membatalkan perjanjian-Ku dengan kamu untuk selama-lamanya, tetapi janganlah kamu mengikat perjanjian dengan penduduk negeri ini; mezbah mereka haruslah kamu robohkan. Tetapi kamu tidak mendengarkan firman-Ku. Mengapa kamu perbuat demikian? Lagi Aku telah berfirman: Aku tidak akan menghalau orang-orang itu dari depanmu, tetapi mereka akan menjadi musuhmu dan segala allah mereka akan menjadi jerat bagimu.” (Hak 2:1-3)
Bukan saja mereka membiarkan orang-orang itu untuk tinggal dekat bersama-sama dengan mereka, tetapi mereka mengizinkan pernikahan campur antara anak-anak mereka dengan anak-anak penyembah berhala. Seakan-akan mereka mempunyai pemikiran yang terbuka bahwa pertukaran budaya itu baik. Sekali pernikahan campuran diijinkan, maka seluruh keturunan akan hancur dan cemar.
Orang-orang Israel mengizinkan anak-anak mereka melakukan pernikahan campuran dengan orang-orang yang seharusnya mereka usir. Pasangan mereka tidak seiman, dengan adanya pernikahan campuran ini mereka juga mengizinkan berhala masuk ke dalam rumah mereka. Keturunan mereka pun menjadi penyembah berhala. Sehingga mereka meninggalkan Tuhan, generasi berikutnya bahkan tidak mengenal Tuhan.
“Mereka meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyang mereka yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, lalu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa di sekeliling mereka, dan sujud menyembah kepadanya, sehingga mereka menyakiti hati TUHAN.” (Hak 2:12)
Betapa bahayanya pernikahan campuran ini. Rasul Paulus mengingatkan di 2Korintus 6:14-16:
“Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: ‘Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.’”
Sebagai orang yang beriman kepada Tuhan, kita harus mempunyai iman yang penuh, jangan yang setengah-setengah. Kita harus memimpin keturunan kita untuk menikah dengan pasangan yang seiman. Kita mempunyai pilihan, siapakah yang mau kita pilih dan kita dengar? Tuhan telah berfirman dengan tegas, jangan biarkan keturunan-keturunan kita memiliki pasangan yang tidak seimbang. Jangan biarkan keturunan-keturunan kita yang akan datang menjadi orang-orang yang tidak kenal Tuhan, meninggalkan Tuhan dan gereja-Nya sehingga mereka tidak lagi mendapatkan bagian dari keselamatan. Sungguh tragis dan ironis, jika hanya diri kita yang selamat tetapi seluruh anggota keluarga kita tidak selamat.
Janganlah berpikir Anda dapat mengubah orang lain, atau berpikir jika sudah menikah akan dapat menarik pasangan mengenal Tuhan dan menjadi percaya. Jika pun ada yang mengalaminya, itu hanya semata-mata belas kasihan Tuhan Yesus. Sisanya hanya air mata dan penyesalan yang didapatkan dari pernikahan campuran.