SAUH BAGI JIWA
“Ada keturunan yang giginya adalah pedang, yang gigi geliginya adalah pisau, untuk memakan habis dari bumi orang-orang yang tertindas, orang-orang yang miskin diantara manusia“
“Ada keturunan yang giginya adalah pedang, yang gigi geliginya adalah pisau, untuk memakan habis dari bumi orang-orang yang tertindas, orang-orang yang miskin diantara manusia“
Pernahkan saudara melihat harimau bergigi pedang? Jenis harimau ini sudah punah dan hidup di zaman purba, namun kita dapat menemukan fosilnya di Museum Colombia dan Pennsylvania, Amerika Serikat. Yang paling menonjol dari harimau ini adalah taringnya yang besar, tajam dan mematikan. Panjang taringnya kira-kita 18 cm. Berat harimau purba ini bisa lima kali lipat dari harimau yang masih hidup saat ini. Dengan gigi taring atasnya yang kuat, harimau gigi pedang bisa berburu hewan yang ukurannya lebih besar dari tubuhnya.
Dalam kitab Amsal tertulis ada empat keturunan yang tidak benar – Amsal 30:11-14, salah satunya adalah “keturunan yang giginya adalah pedang yang memakan habis orang-orang yang tertindas, orang-orang yang miskin di antara manusia.” Cara hidup harimau gigi pedang yang dengan kekuatannya memangsa hewan lain, bahkan hewan yang lebih besar dari tubuhnya, serupa dengan salah satu keturunan yang dilukiskan dalam ayat ini: keturunan yang giginya seperti pedang.
Dengan caranya masing-masing, setiap keluarga berusaha membesarkan keturunan yang baik, namun keturunan yang baik adalah kasih karunia Tuhan. Ketika anak bertumbuh dan berkembang, mereka dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungan, dan ada banyak faktor dalam lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak.
Contohnya, Hana memperoleh anak pertama yang dinamainya Samuel. Ketika Samuel baru cerai susu, ia sudah dibawa ke Bait Allah untuk menjadi nazir di bawah pengawasan imam Eli. Walaupun ia dibesarkan bersama-sama dengan anak-anak imam Eli yang dursila, pada hari tuanya Samuel tetap hidup benar di hadapan Allah (1Sam 12).
Namun anak-anak Samuel yang bernama Yoel dan Abia tidak mengikuti jejak hidup ayahnya; mereka mengejar laba, menerima suap, memutarbalikkan keadilan. Ketika bangsa Israel melihatnya, mereka tidak mau lagi dipimpin oleh imam, tetapi meminta seorang raja (1Sam 8). Sebaliknya, cucu Samuel yang bernama Heman anak Yoel bin Samuel, ia melayani Allah sebagai penyanyi dalam rumah Allah yang ditugaskan oleh Daud (1Taw 6:33). Kasih karunia Allah memimpin setiap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Gigi berfungsi mengunyah makanan agar mudah dicerna. Kita semua pun memiliki gigi taring yang berguna untuk merobek makanan. Bagaimanakah jika gigi taring kita berbentuk seperti pedang? Dan gigi geliginya seperti pisau? Gigi panjang, tajam, mudah merobek dan menghancurkan? Ayat di atas mengatakan bahwa keturunan yang bergigi seperti pedang akan memakan habis orang-orang di bumi yang tertindas dan yang miskin. Ini menggambarkan orang yang tidak berbelas kasihan; orang yang kesukaannya adalah menganiaya, menindas, dan memusnahkan orang lain. Sungguh keturunan yang angkuh dan mengerikan.
Hari ini, mari kita membawa setiap anggota keluarga kita dalam doa kita kepada Tuhan setiap saat, memohon agar Tuhan melimpahkan kasih-karunia-Nya, melindungi mereka dari yang jahat, dan selalu menjauhkan diri dari perbuatan jahat. Tugas kita adalah mengarahkan dan mendidik dengan benar, sesuai dengan jalan Tuhan, seperti firman-Nya, “Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu” (Ams 29:17). Sebagai umat percaya, jangan sampai ada keturunan gigi pedang dalam hidup kita. Haleluya, Amin.