SAUH BAGI JIWA
“Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: ‘Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”, kamu berbuat baik’“
(Yakobus 2:8)
“Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: ‘Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”, kamu berbuat baik’“
(Yakobus 2:8)
Mengasihi sesama adalah perintah langsung dari Tuhan. Dengan mengasihi sesama, kita telah memenuhi perintah Tuhan. Tuhan Yesus mengasihi semua orang. Ia telah mati demi menebus dosa manusia. Sebagai murid-Nya, kita pun harus meneladani Dia. Tuhan Yesus pernah berkata, “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka” (Luk 6:31). Jadi jika kita ingin orang berbuat baik kepada kita, maka kita juga harus berbuat baik kepada mereka. Jika kita ingin dihormati, kita pun harus menghormati orang lain.
Namun, bagaimana jika sesama kita itu adalah orang yang menurut kita tidak layak untuk dikasihi? Misalnya orang-orang yang telah berbuat jahat kepada kita atau melukai hati kita. Untuk orang-orang seperti itu, Tuhan berkata, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang telah melakukan dosa besar, seperti pencuri, pembunuh, pezinah, dan sebagainya? Apakah kita juga harus mengasihi mereka? Tentu saja. Tuhan Yesus berkata kepada penjahat yang disalib di sebelah-Nya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” Perkataan ini menunjukkan bahwa Yesus juga mengasihi penjahat yang bertobat ini. Jika Tuhan Yesus saja mengampuni dan mengasihi, mengapa kita tidak mau mengasihi?
Tetapi, kasih kita kepada sesama jangan hanya untuk jasmani dan perkara-perkara duniawi saja. Mengasihi jiwa mereka jauh lebih penting daripada semua itu karena bersifat kekal. Kita ingin agar mereka pun dapat diselamatkan, sama seperti doa Rasul Paulus kepada jemaat di Roma, “Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan.”
Untuk itu banyak hal yang dapat kita lakukan. Misalnya, mendoakan mereka, memberitakan firman Tuhan kepada mereka, mengajak mereka datang ke gereja atau menjadi saksi yang hidup bagi mereka. Perbuatan kita dapat menjadi kesaksian yang nyata, dapat mereka lihat dan rasakan sehingga mereka tertarik untuk mengenal Tuhan dan nama Tuhan dimuliakan. Contohnya, ketika kita bersikap ramah dan hormat kepada semua orang, tidak lekas marah, selalu siap membantu, rajin beribadah, sering memuji nama Tuhan, semua itu dapat dilihat dan dirasakan oleh orang-orang di sekeliling kita. Seringkali kita mendapati bahwa perbuatan berbicara jauh lebih banyak daripada segudang perkataan.
Oleh karena itu, berbuat baik sangatlah penting. Kadangkala, kita perlu mengalah, jika itu diperlukan. “Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat” (1Kor 10:33). Marilah kita belajar untuk semakin mengasihi sesama karena hal ini menyukakan hati Tuhan.