SAUH BAGI JIWA
“Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga’”
(Matius 19:23)
Bacaan: Matius 16-26
“Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga’”
(Matius 19:23)
Bacaan: Matius 16-26
Mengapa Yesus berkata bahwa orang kaya sukar sekali untuk masuk ke dalam kerajaan surga? Apakah orang Kristen tidak boleh menjadi kaya? Apakah ada yang salah dengan kekayaan? Sesungguhnya tidak ada yang salah dengan menjadi kaya. Di Alkitab, kita dapat menemukan banyak orang kaya yang baik dan yang perbuatannya berkenan kepada Tuhan. Salah satu contohnya adalah Zakheus. Dia adalah kepala pemungut cukai dan juga seorang yang kaya (Luk. 19:2). Lihatlah apa yang dikatakan Yesus tentang dia: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham.” (Luk. 19:9). Walaupun Yesus tidak berkata bahwa Zakheus akan masuk ke surga, namun dengan menyebutnya sebagai anak Abraham, maka kita dapat menyimpulkan bahwa Zakheus telah memperoleh janji kerajaan surga.
Jadi, orang kaya yang Yesus katakan sukar masuk surga adalah orang kaya yang menaruh imannya pada harta bendanya, yang memegahkan diri dengan banyaknya kekayaan mereka (Mzm. 49:6-7) dan juga yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri saja (Luk. 12:21a).
Orang muda kaya yang datang kepada Yesus adalah jenis orang kaya yang demikian. Dia memang menaati Sepuluh Perintah Allah dan telah melakukannya secara harfiah. Namun ketika Yesus menyuruhnya untuk membagikan hartanya kepada orang miskin, dia merasa keberatan dan pergi dengan sedih. Ini membuktikan bahwa hatinya masih terikat dengan dunia. Dia masih mementingkan diri sendiri dan memegahkan harta duniawi. Orang-orang seperti ini tidak mungkin dapat masuk ke surga. Amsal 18:11 berkata, “Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya dan seperti tembok yang tinggi menurut anggapannya.” Jadi dia lebih percaya dan bersandar pada kekayaannya daripada kepada Tuhan. Orang kaya seperti ini sulit bertumbuh dalam iman, sebab hati dan pikirannya selalu terarah pada harta duniawi.
Oleh karena itu, kepada orang-orang kaya diperingatkan agar mereka jangan berharap pada kekayaan dan hanya menimbun harta untuk diri sendiri, melainkan harus mau berbagi. Seperti yang dinasihatkan rasul Paulus di 1 Timotius 6:17-18, “Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi.” Teladanilah perbuatan dari perempuan-perempuan seperti Yohana isteri Khuza, bendahara Herodes, Susana, Maria Magdalena, yang melayani Yesus dan murid-murid-Nya dengan kekayaan mereka. Sekarang Yesus sudah tidak ada lagi di dunia ini. Namun sebagai gantinya, kita dapat membagikan kekayaan kepada orang-orang yang membutuhkan di sekitar kita. Dengan berbuat baik kepada orang-orang seperti itu, kita telah melakukannya juga untuk Tuhan.
Jadi, jika seorang yang kaya ingin masuk ke surga, janganlah dia bersandar dan berharap pada kekayaan, melainkan harus percaya dan berharap sepenuhnya pada Tuhan saja, serta menggunakan harta yang dimilikinya untuk membantu sesama yang membutuhkan. Dengan demikian, Tuhan akan berkenan dan kesempatan untuk masuk sorga akan terbuka lebar.