SAUH BAGI JIWA
“Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala“
“Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala“
Berhenti di perempatan lampu merah, saya melihat tiga orang anak kecil memakai pakaian seadanya. Yang perempuan tanpa ekspresi bernyanyi dan tanpa semangat menari-nari. Dua anak laki-laki lainnya berusaha mengiringi dengan alat musik yang sangat sederhana. Mata mereka begitu sayu dan tampak kelelahan. Tidak ada orang tua yang mengasuh dan memberi mereka makan. Tidak dapat bersekolah seperti kebanyakan anak-anak lainnya. Tidak ada orang yang memelihara dan melindungi mereka. Terlepas apakah mereka hanya berpura-pura untuk dikasihani ataupun dimanipulasi oleh pihak lain, melihat mereka rasanya timbul belas kasihan.
Perikop hari ini mengisahkan perjalanan Yesus dari kota ke kota dan dari desa ke desa. Ia mengajar, memberitakan Injil, dan juga menyembuhkan orang-orang yang lemah dan sakit. Melihat mereka, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. (Mat 9:36) Kemudian kata Yesus kepada murid-murid-Nya, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Mat 9:38)
Inilah hati yang seharusnya kita miliki dalam melayani Tuhan. Hati yang penuh dengan belas kasihan. Tanpa hati seperti ini, melayani Tuhan akan terasa berat dan menjemukan, sama seperti ketika kita mengerjakan tugas kuliah ataupun menyelesaikan pekerjaan di kantor. Namun jika digerakkan oleh hati yang penuh belas kasihan, pelayanan pun akan terasa sangat ringan dan menyenangkan. Dengan memiliki hati seperti Yesus inilah, tidak akan ada kata bosan, jenuh, dan ingin berhenti dari pelayanan. Yang ada hanyalah terus bergiat dan bersemangat dalam melayani Tuhan.
Hari ini, begitu banyak orang yang haus dan lapar akan Firman Tuhan. Begitu banyak yang tersesat dan perlu dibimbing kembali kepada jalan yang benar. Begitu banyak orang yang lelah dan berbeban berat.
Seperti kepada Yesaya, Tuhan juga bertanya kepada kita, “Siapakah yang akan Kuutus? Siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Biarlah seperti jawab nabi Yesaya, kita pun dapat berkata, “Ini aku, utuslah aku”.
Dan dengan hati yang penuh belas kasihan, marilah kita menggembalakan seluruh kawanan domba Allah. Haleluya!