Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. (Kolose3:3)

Bagaimana kita membiarkan orang lain melihat Kristus di dalam kita?

Sebagai manusia, kita membutuhkan perhatian. Perhatian adalah hal yang sangat kita butuhkan agar mampu mengatasi rasa kesendirian dan mengembangkan hargadiri. Oleh karena itu, banyak orang menghabiskan seluruh hidup mereka untuk mengejar perhatian, berusaha membuktikan diri mereka kepada orang lain. Kita berpakaian, bertindak, danberkata-kata dalam cara tertentu agar dapat dinilai pintar, sukses, atau bahkan suci. Bahaya dalam mengejar perhatian ini ialah kita secara sadar berusaha memuliakan diri kita dan bukanTuhan pada akhirnya.

Menyerahkan diri kita merupakan salah satu bagian yang paling sulit dalam menjadi seorang Kristen. Hal ini dikarenakan menyerahkan diri sama saja seperti meniadakan seseorang yang sangat kita cintai. Dalam melakukannya, kita menyerahkan hal yang paling mendefinisikan kita. Banyak dari kita tidak sukarela dalam mengorbankan hal ini, karena kita merasa bahwa kita kehilangan sanga tbanyak, padahal pada kenyataannya, kita mendapatkan segalanya.

Ketika Kristus hidup dalam kita, banyak orang yang tidak bisa melihat, dan mungkin hal ini mengecewakan kita. Banyak yang tidak melihat kesabaran yang kini kita punyai dalam mencintai keluarga kita, iman yang kita punyai ketika kita mengerjakan sesuatu, atau bahkan kecantikan yang kita miliki dari roh yang lembut dan tenang, tetapi seharusnya, kebutaan mereka tidak mempengaruhi kita.

Mari kita bersukacita dalam bagaimana Tuhan melihat kita, sehingga kita bisa memiliki kelayakan di dalamYesus Kristus. Ketika kita berhenti mencari perhatian dari yang lain dan berhenti mempedulikan tentang apa yang orang lain lihat, dalam waktuTuhan, seluruh dunia akan melihat Kristus di dalamkita.

 Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. (Kolose 3:4)

 

Pertanyaan Refleksi

  1. Apakah kita mencari perhatian dari yang lain?
  2. Apakah kita membuat pilihan yang memuliakan Tuhan, atau memuliakan diri sendiri?