Suatu saat ketika saya masih muda, saya menemani orang tua saya pergi ke supermarket. Ketika kami berjalan di suatu lorong, saya langsung terpikat oleh deretan permen. Beberapa menit kemudian, saya akhirnya menyadari bahwa orang tua saya telah menghilang. Setelah perasaan terkejut saya hilang, sebuah kesadaran yang lebih menakutkan menyelimuti saya: saya benar-benar sendirian karena saya tidak lagi dapat bergantung pada orang tua saya.

Kesepian adalah pengalaman yang universal. Sementara kesepian bisa menjadi suatu keadaan yang secara fisik terasingkan, namun hal itu bisa memiliki arti yang lebih luas. Seringkali, kesepian adalah hati yang merasa terasingkan, perasaan kekosongan mendalam dan tidak ada yang peduli dengan kita.

Mari kita berpikir dan merefleksikan diri: mengapa kita mengalami kesepian? Bagi saya, kesepian adalah teriakan hati kita untuk Tuhan, hati yang merindukan hadirat-Nya. Kesepian mendorong kita untuk secara jujur ​​mengevaluasi hubungan kita dengan Tuhan. Apakah kita dekat dengan-Nya atau lebih jauh dari yang kita pikirkan?

Setiap kali saya mengabaikan untuk membangun hubungan saya dengan Tuhan, kesepian mulai menetap di hati saya. Tetapi pada saat-saat inilah saya dapat mengenali kebutuhan saya yang mendalam akan Tuhan, sama seperti Daud mengingat Tuhan dalam kesusahannya:

“Aku ini sengsara dan miskin, tetapi Tuhan memperhatikan aku. Engkaulah yang menolong aku dan meluputkan aku, ya Allahku, janganlah berlambat!”(Mz 40:17)

Setelah menyadari bahwa saya sendirian didalam supermarket, saya segera melupakan minat saya pada permen dan dengan panik mencari orang tua saya sampai saya menemukan mereka. Dengan cara yang sama, kesepian memaksa kita untuk mengesampingkan gangguan yang menghalangi kita untuk memahami Tuhan dan mencari Dia dengan rajin. Kita harus mengejar Tuhan dengan gigih dan tidak berhenti sampai kita menemukan-Nya.

Namun demikian, kesepian adalah perjuangan. Di satu sisi, suara iblis memberitahu kita untuk menemukan hiburan di dunia. Di sisi lain, kita mungkin perlu melewati kesendirian untuk mendengarkan dengan jelas bisikan-bisikan Allah yang penuh kasih yang memanggil kita untuk kembali. Meskipun tidak mudah untuk diatasi, kesepian adalah kesempatan untuk mengisi hati kita yang kosong dengan Tuhan – karena hanya Dia yang dapat mengisi kita dengan kedamaian, cinta, dan penghiburan.

Pertanyaan Refleksi diri

  1. Dalam hubungan kita saat ini dengan Tuhan, seberapa dekat kita dengan Dia?
  2. Dengan cara apa kita dapat mencari dan memahami Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari?