“Kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera” (Ef. 6:15).

 

Saya mempunyai banyak sepatu, tetapi saya hanya dapat mengenakan sepasang pada waktu berjalan. Sepatu yang paling sering saya pakai adalah sepatu yang paling nyaman. Begitu juga mengabarkan injil. Kita membagikan apa yang kita paling rasakan (atau paling nyaman) kepada orang-orang lain berulang kali. Hal dapat berupa kesaksian pribadi atau kesaksian orang lain yang menyentuh hati kita. Kita ingin mengabarkan injil karena kita mensyukuri keselamatan yang kita terima dan berterima kasih karena berkat-berkat yang telah kita terima. Menginjil adalah perbuatan syukur yang membawa banyak berkat dan menjadikan kita suatu saluran berkat bagi orang-orang lain.

 

Bersaksi adalah perbuatan yang menunjukkan hati yang penuh syukur. Kesaksian sederhana dapat mengakibatkan hasil-hasil yang tak terduga. Ibu dan Nenek saya sering bersaksi dan mengabarkan injil setelah mereka mengalami sendiri mujizat dan kesembuhan. Penginjilan dan kesaksian mereka membantu menambahkan jumlah orang percaya mula-mula di gereja kami. Yesus berkata kepada orang yang telah disembuhkan dari kerasukan setan, “”Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” Orang itupun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran” (Mrk. 5:19-20).

 

Menerima Roh Kudus adalah pengalaman ajaib yang tak terlupakan dalam hidup saya. Setelah 40 tahun, saya masih ingat jelas pengalaman saya saat menerima Roh Kudus, saat tangan dan lidah saya mulai bergetar, dan betapa indahnya sukacita yang memenuhi hati saya. Setelah bertahun-tahun, saya semakin memahami dan menghargai berbagai pekerjaan Roh Kudus dalam hidup saya, khususnya sebagai Penasihat pribadi dan juga Penghibur. Dalam setiap cerita kehidupan saya, saya melihat pekerjaan Roh Kudus. Tidak mengherankan apabila Roh Kudus menjadi topik favorit yang saya bagikan kepada jemaat-jemaat baru.

 

“Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: “Allahmu itu Raja!”” (Yes. 52:7).

 

Kiranya kita semua mengenakan sepatu injil dan mengabarkan injil sembari kita menjalani hidup kita menuju tanah perjanjian.

 

Renungan

  1. Apakah beberapa rasa gentar dan ragu yang menghentikan iman kita?
  2. Bagaimanakah kita dapat melalui keadaan-keadaan yang kelihatannya mustahil dalam hidup kita?