Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat.
Efesus 6:16

Menurut Kisah Para Rasul, Paulus dipenjara oleh Pemerintahan Romawi sebanyak tiga kali, karena mengabarkan Injil Yesus. Paulus menyatakan dirinya sebagai duta Injil Kristus dan yang dipenjarakan karena Tuhan. Paulus mempunyai banyak pengalaman dengan tentara Romawi, dan mungkin ini sebabnya ia seringkali menyamakan orang Kristen sebagai “tentara Kristus”. Dalam surat-suratnya dan teladan hidup, iman Paulus yang teguh acap kali menjadi dorongan bagi jemaat Allah yang telah ditebus.

Perisai digunakan untuk melindungi tubuh pemakainya. Ada ukuran yang besar, dan ada juga yang kecil. Pada ayat di atas, “perisai” yang dimaksud kemungkinan besar adalah thureos, sejenis perisai yang dibuat dari kayu yang melindungi semua bagian tubuh seorang prajurit. Karena permukaan perisai jenis ini dilapisi kulit, perisai ini dapat memadamkan panah-panah api yang ditembakkan musuh. Panah api ini adalah bentuk panah yang berukuran kecil namun kuat yang digunakan dalam peperangan Romawi kuno. Ungkapan “panah-panah api” mempunyai arti bahwa Iblis mempunyai tak terhitung banyaknya panah, seperti: imoralitas seksual, ketidaksucian, pesta pora, penyembahan berhala, sihir, kebencian, pertentangan, iri hati, kemurkaan, ambisi yang egois, perselisihan, perpecahan, dan masih banyak lagi. Semua nafsu kejahatan ini adalah panah-panah yang seringkali digunakan Iblis.

Karena Iblis mempunyai banyak sekali panah, janganlah kita sampai tertipu. Ia sangat pandai menggunakan panah-panah ini. Iblis tahu kapan, siapa dan ke mana ia melemparkan panahnya. Ia sangat mengenali segala kelemahan kita. Contohnya Adam dan Hawa. Dengan cerdik Iblis menembakkan panah “keraguan” sehingga mereka menolak otoritas Allah. Dan kepada Kain, Iblis menembakkan panah “iri hati”, sehingga Kain membunuh adiknya. Raja Saul terkena panah “pemberontakan”, dan ia mengabaikan perintah Allah. Yudas Iskariot dikalahkan panah “ketamakan”, dan ini mendorongnya mengkhianati Yesus. Terlalu banyak contoh yang dapat diambil dari Alkitab.

Walaupun Iblis mempunyai banyak panah-panah api, dan juga kemampuan yang mumpuni, sebagai orang Kristen, kita tidak boleh takut kepadanya. Sebaliknya, kita harus takut agar tidak kehilangan iman, karena ini akan memberikan batu pijakan bagi Iblis. Apabila orang Kristen tidak tahu bagaimana bertahan melawan serangan Iblis, kita tidak dapat berakar dengan kokoh dalam kebenaran. Karena itu, kita harus berpegang peduh pada “perisai iman” seperti dicatat dalam Surat Efesus, dengan tekun melatih diri kita dalam iman. Apabila kita mengenakan perisai iman, Iblis tidak dapat menyerang kita.