Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, seperti yang telah kami pesankan kepadamu, sehingga kamu hidup sebagai orang-orang yang sopan di mata orang luar dan tidak bergantung pada mereka.

1 Tesalonika 4:11-12

Sebagian orang tidak dapat mengurus persoalan mereka sendiri. Mungkin karena mereka kurang kerjaan. Paulus menasihati mereka yang suka menggosip dan mencampuri urusan orang, agar hidup tenang dan tetap sibuk. Ini adalah nasihat yang baik, karena kita melihat Tuhan Yesus menjalankan ajaran ini walaupun saat Ia sedang memikirkan urusan Bapa-Nya.

Tuhan Yesus mengambil waktu yang tepat saat Ia berbicara. Ia tidak memotong pembicaraan sahabat-sahabat dan pengikut-pengikut-Nya. Ia juga tidak bersikap kasar kepada musuh-musuh-Nya. Dalam hal menyibukkan diri, Ia adalah juaranya. Yesus bahkan mengetahui saat seseorang di tengah kerumunan menyentuh jubah-Nya, karena orang itu percaya Yesus dapat menyembuhkannya. Saat mengajar di bukit, Ia memperhatikan para pengikutnya kelaparan, jadi Ia menyediakan makanan bagi mereka semua. Ia bahkan sibuk di bawah siksaan di kayu salib. Ia menyelamatkan seorang pencuri, mengurus masa depan ibu-Nya, dan mengampuni para pembunuh-Nya. Tetapi Ia terlalu sibuk untuk bergosip: “Aku tahu kita seharusnya tidak mempercayai Yudas,” atau “Kamu harus lihat apa yang Aku lihat di rumah Pilatus”. Urusan Tuhan Yesus adalah urusan Bapa-Nya.

Urusan Allah juga adalah urusan kita! Kita memikirkannya saat melakukannya. Ketika kita melihat sesuatu yang digosipkan orang-orang, kita harus “menggosipkannya” kepada Allah. Tentu saja, Ia mengetahui apa pun yang sebenarnya terjadi. Tetapi adalah baik untuk mencurahkan kekuatiran dan keluh kesah kita, dan memohon kepada-Nya untuk turun tangan dan melakukan kehendak-Nya.

Mengurusi persoalan kita sendiri juga mempunyai manfaat sampingan. Seperti yang dikatakan Paulus, mereka yang melakukannya akan memenangkan hormat dari orang lain. Alangkah baiknya apabila orang-orang menaruh hormat pada orang-orang Kristen, dengan berkata, “ia tidak pernah menggosipkan siapa pun.” Nah, itu barulah gosip yang bagus.