Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka. (Mazmur 119:165)

Hukum Allah adalah firman-Nya. Mencintai hukum Allah diwujudkan dengan mendengar dengan seksama, membaca dengan tekun, dan merenungkan firman-Nya setiap hari. Menurut perintah Allah, kita mematerinya di hati kita dan berjalan dalam ketaatan.

Ezra berketetapan untuk meneliti dan mengajarkan hukum Allah kepada bangsa Israel setelah mereka mengalami pembuangan. Bangsa Israel berkumpul sebagai satu kesatuan di lapangan terbuka untuk mendengarkan Ezra mengajarkan hukum Taurat sejak pagi hingga siang hari. Mereka sangat terbangun dan banyak yang meratap (Neh. 8:1). Di usia ke-12, Yesus duduk di Bait Allah di antara guru-guru, mendengarkan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Ketika Ia sudah dewasa dan mengajarkan orang-orang, Maria duduk di dekat kaki-Nya untuk mendengarkan firman-Nya. Semuanya ini adalah teladan-teladan yang indah dari mereka yang mencintai hukum Allah.

Orang yang mencintai hukum Allah mendapatkan kedamaian yang besar. Ada dua jenis kedamaian yang dapat kita alami. Satu adalah rasa damai dari luar, yang berasal dari kesehatan yang baik, kemapanan, dan kecukupan – damai ini berhubungan dengan keadaan yang menyenangkan. Damai kedua adalah damai secara batiniah, yaitu, damai yang memelihara kita apa pun keadaan kita. Dengan damai sejahtera yang dari lubuk hati ini kita dapat bertindak dengan sepatutnya, bahkan di saat-saat sulit. Kedamaian ini adalah tempat perlindungan di masa-masa badai.

Menurut Alkitab, tidak ada yang dapat menjatuhkan mereka yang mencintai hukum Allah. Ada dua jenis kejatuhan. Satu bersifat tidak rohani: seperti tekanan di sekolah, pernikahan, atau ambisi. Berikutnya bersifat rohani: yaitu jatuh di jalan keselamatan dan meninggalkan upah hidup kekal. Kejatuhan rohani seperti ini sama seperti meninggalkan Allah yang sejati.

Hampir semua orang mengejar damai yang tampak dari luar, tetapi kedamaian batiniah jauh lebih berharga. Damai di hati memungkinkan kita mengalami surga di bumi. Orang-orang yang menyandarkan hati mereka pada dunia ini merasa takut jatuh secara materi. Sebagai orang-orang Kristen, kita harus berhati-hati agar tidak jatuh rohani, karena itu berarti kutukan kekal.

Kedekatan dengan Tuhan Yesus Kristus menghasilkan damai batiniah yang luar biasa, dan merupakan dasar yang kokoh dalam perjalanan kita menuju kerajaan surga. Ini adalah suatu berkat yang dapat kita semua rasakan sebagai orang-orang yang mencintai hukum Allah.