Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya.
Mazmur 37:7

Mempercayai dan menanti adalah sifat baik dalam kehidupan umat Kristen yang perlu ditekankan bersama. Hanya berdiam di dalam Tuhan tanpa menanti-Nya tidak akan menguatkan iman, juga tidak akan membantu Anda untuk mengerti kehendak Tuhan. Demikian juga, menanti tanpa bersandar kepada Tuhan sama saja dengan melakukan usaha yang sia-sia seperti memanjat pohon untuk mencari ikan. Percaya dapat disamakan seperti pusat kompas yang kokoh, sementara menanti dapat disamakan seperti kompasnya sendiri. Jika Anda menanti seteguh dan sekuat pusat kompas, maka “jarum” Anda akan aman — dengan begitu Anda dapat menarik seluruh arah kehidupan yang sukses dalam iman.

Kita harus tetap setia mengandalkan Tuhan untuk menemukan arah hidup kita. Ketika orang Mesir mengejar bangsa Israel sampai ke tepi Laut Merah, berkatalah Musa kepada bangsa itu, “Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari Tuhan, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu… Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja” (Kel. 14: 13-14). Kita tunjukkan kepercayaan kita pada Tuhan dengan tetap diam dan melakukan segala sesuatu untukNya, tanpa ragu dan takut.

Kita perlu menanti dengan sabar. Ketika saudara-saudara Yesus mendesak-Nya untuk bergegas pergi ke Yudea, Tuhan berkata kepada mereka, “WaktuKu belum tiba.” Menanti membutuhkan kesabaran. Jangan tergesa-gesa. Jangan berkecil hati. Perhatikan bagaimana Tuhan menyelesaikan kehendak-Nya. Ada waktu untuk segalanya. Seperti Yesus dengan sabar menanti waktu yang telah Tuhan tetapkan, kita juga, harus menanti di dalam Tuhan.

Rencana orang-orang jahat sering berhasil di dunia ini, dan cara mereka seringkali beruntung. Sebaliknya, jalan orang benar mungkin menjadi jalan yang berduri dan penuh bahaya. Namun, kesejahteraan dari si jahat tidak akan bertahan lama. Penderitaan orang benar hanya sementara — Yesus adalah Tuhan yang memberikan kebaikan dan menghukum yang jahat. Yesus mengetahui jalan orang fasik dan penderitaan orang benar.

Orang yang tidak mempunyai pandangan akan masa depan seringkali mengeluh tentang ketidakadilan Tuhan dalam membiarkan orang yang jahat hidup makmur. Bahkan tidak sedikit umat Kristen merasakan ketidakadilan Tuhan dan memilih untuk melakukan yang jahat daripada yang baik–membalikkan prinsip-prinsip moral dan integritas mereka. Tetapi, orang yang beriman akan tetap bersandar pada Tuhan dan menanti-Nya dengan sabar. Sebab mereka tahu bahwa Tuhan tidak pernah gagal dan mereka hanya tinggal menanti akan waktu yang telah Tuhan tetapkan.