Televisi seringkali mempunyai pengaruh merusak yang tidak kentara pada hubungan rohani kita dengan Allah.

Saluran apa pun yang Anda pilih walau kelihatannya tidak berbahaya dan baik, televisi mempunyai kecenderungan terselubung untuk menghipnotis Anda dan menghapus keinginan rohani Anda untuk bertemu dengan Allah. Televisi secara sementara mengisi kekosongan jiwa kita, seperti kita makan makanan cepat saji – kepuasan yang kita terima bersifat sementara dan tidak berharga. Pada akhirnya kita menginginkan lebih banyak nonton televisi, padahal sebenarnya jiwa kita lapar akan kedamaian dan kehadiran Allah.

Semakin lama menonton, kita akan menjadi semakin rentan dengan nilai-nilai sekuler dan kebiasaan-kebiasaan duniawi yang digambarkan dalam televisi. Banyak sekali saluran televisi menggeser batasan-batasan moral dan kepantasan untuk menarik perhatian lebih banyak orang. Mereka mempengaruhi kemampuan kita dalam memelihara hati kita tetap kudus dan murni. Yesus mengajarkan, “Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.” (Mat. 6:22-23). Apa yang masuk melalui mata Anda akan mempengaruhi seluruh diri Anda.

Menonton televisi juga mencuri waktu dari Allah, keluarga, dan tanggung jawab sehari-hari. Suatu kali, saya membuat catatan berapa banyak saya menonton televisi. Walaupun saya secara selektif hanya menonton saluran-saluran yang “baik”, setelah dua minggu saya terkejut saat menemukan bahwa rata-rata saya menghabiskan waktu 2-3 jam setiap hari menonton televisi. Tidak heran doa-doa saya semakin lemah dan tidak berkesan. Tidak heran saya tidak merasakan ingin mencari Allah dalam doa dan sulit konsentrasi. Saya lalu memutuskan langganan televisi selama satu tahun. Tahun itu kemudian menjadi tahun yang penuh dengan buah.

Seseorang pernah menulis:

Televisi adalah gembalaku, pertumbuhan rohaniku akan kurang
Ia membaringkanku di atas sofa dan tidak berbuat apa-apa demi nama-Nya
Ia menyajikan hiburan bagiku, dan mencegahku melakukan tanggungjawabku kepada keluarga
Ia memenuhi kepalaku dengan ide-ide yang berbeda dengan Firman Allah
Tidak ada hal baik akan mengikuti aku, karena begitu banyak jam terbuang percuma,
Dan aku akan diam dalam penyesalan sepanjang masa.


Yesus juga mengajarkan, “Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka” (Mat. 5:29). Demi hidup yang lebih baik dan berbuah, saya memilih mematikan televisi.