Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini.
Titus 2:11-12

Bertahun-tahun yang lalu, saat masih muda, ia menghadapi ancaman setiap hari dalam pekerjaannya atas nyawanya dan nyawa orang-orang pimpinannya. Di tiap kesempatan itu, ia meminta pertolongan Allah, dan Ia menyelamatkannya. Teguh dalam iman, ia mempertaruhkan nyawanya untuk membela nama Tuhan. Allah berkenan kepadanya; ia menaruh kepercayaan di dalam Tuhan di setiap tantangan yang ia hadapi, dan naik hingga ke puncak. Sekarang, di puncak kejayaan dan kekuasaannya, ia menyuruh orang lain untuk berperang menggantikannya. Yang ia inginkan adalah miliknya. Suatu hari, ia melihat apa yang ia inginkan, dan mengambilnya. Hanya berpikir untuk memuaskan keinginannya, Daud melakukan tiga perbuatan keji melawan Allah: ketamakan, perzinahan, dan pembunuhan.

Cerita Daud adalah cerita yang seringkali kita lihat sendiri. Cerita ini tidak hanya menceritakan kejatuhan pribadi, tetapi juga kejadian yang familiar, ketika seseorang yang bertumbuh pesat dalam iman di tengah kesusahan, tetapi menjadi tidak waspada dan tersandung di dalam kemewahan dan kehidupan yang mudah. Cerita ini tampak serupa dengan cerita kehidupan iman kita sendiri yang naik turun. Sesungguhnya orang kaya memang sulit masuk ke dalam kerajaan surga (Mat. 19:23). Kekayaan itu sendiri tidak mengecualikan Anda dari kerajaan surga. Namun yang terlampau sering terjadi adalah kemakmuran mengalihkan perhatian Anda dari tujuan jangka panjang, yaitu surga, dan menjuruskan Anda untuk hidup dalam keadaan saat ini – dan hidup sepuas-puasnya. Sebagai orang kaya, kita merasa kita mampu menyukakan diri dengan sedikit kenikmatan saja. Namun sedikit kenikmatan dapat menjuruskan kita untuk mengurangi kewaspadaan iman kita. Pada akhirnya kenikmatan duniawi perlahan mengambil alih keselamatan surgawi, dan tidak lama kemudian kita sudah ada dalam jalan menjauhi Allah.

Krisis yang dialami Daud datang saat ia tidak melihat adanya masalah, dan ia memilih untuk memuaskan keinginan matanya, sehingga kehilangan pandangan kepada Allah. Orang muda yang kaya tidak dapat memalingkan pandangannya dari harta kekayaannya, sehingga ia tidak dapat melihat kemuliaan Allah yang lebih besar. Sebaliknya, saat kita menghadapi masalah, kita hanya punya sedikit waktu dan tenaga untuk memuaskan hawa nafsu kita. Yesus mampu hidup kudus dengan bertahan melalui penderitaan dan senantiasa berdoa.

Tentunya kita tidak harus menderita sepanjang hidup kita, tetapi sebagai orang Kristen, kita harus siap dan rela menderita. Tekad ini menjadi senjata rohani kita, karena baik itu kemakmuran ataupun penderitaan, kita tetap teguh berdiri dalam pandangan kita kepada kehidupan kekal. Kita dapat melepaskan kenikmatan duniawi dan bahkan menerima rasa sakit dalam keyakinan kita akan keselamatan kekal yang akan kita terima. Kita harus senantiasa memelihara tekad ini di masa-masa kemakmuran yang Tuhan berikan. Melalui doa dalam Roh Kudus, mari kita memenuhi diri dengan karunia Allah dan jangan memberi ruang bagi dosa.