Setiap hari, kita dihujani dengan gambaran akan kesempurnaan. Selalu ada suatu hal ideal yang belum tercapai yang kita kejar, bisa itu bentuk tubuh yang sempurna, penampilan yang sempurna, atau kehidupan yang sempurna.

 

Ambil contoh kecantikan – paradigma atas apa anggapan “kecantikan” itu berubah setiap generasi. Namun tetap, orang mendorong kemampuan tubuhnya sampai batas maksimal – melalui berbagai diet berbahaya dan waktu latihan yang amat obsesif – semua untuk mendapatkan apa yang masyarakat sekilas menyebut “kesempurnaan”. Dalam masyarakat visual kita ini, penampilan sajalah yang penting.

 

Namun demikian, Tuhan tidak melihat pada kesempurnaan fisik ataupun kecantikan. “Perhiasanmu janganlah secara lahiriah… tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah” (1 Pet 3:3-4)

 

Di mata Tuhan, kecantikan sejati tinggal di “dalam batinmu” – sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh mata manusia. Dan disaat kecantikan luar pudar, kecantikan dari dalam “tidak binasa”. Untuk mengejar hal ideal rohani ialah dengan berfokus pada menyempurnakan sesuatu yang kekal dan tidak dapat dimusnahkan; namun manusia batiniah kita akan dibaharui dari hari ke hari, meskipun manusia lahiriah kita semakin merosot.(2 Kor 4:16).

 

Jadi, apa itu kesempurnaan rohani? Ini adalah memiliki roh yang sama dengan Yesus Kristus yang telah mengatakan, “karena Aku lemah lembut dan rendah hati” (Mat 11:29b). KemanusiaanNya terlihat ketika Ia datang dalam kedagingan sebagai hamba rendahan, menyerahkan seluruhnya kepada kehendak Bapa.

 

Jadi apakah kita mencerminkan gambar Kristus dalam kehidupan kita sehari-hari? Dan apakah kita menunjukan sifat dan karakterNya yang penuh kasih, kerendahan hati, kelemah-lembutan, dan kesabaran? Jika kita mengejar untuk menjadi lebih seperti Kristus, maka kita berada dalam jalan menuju kecantikan dan kesempurnaan sejati.

 

Pertanyaan Refleksi Diri

  1. Apa gambaran kecantikan ideal yang ingin saya ikuti – kepada dunia ataukah kepada Kristus?
  2. Perubahan apa yang harus saya lakukan untuk memiliki gambaran Tuhan dan menjadi sempurna secara rohani?