Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu.
Markus 7:32

Seorang tuli dan bisu disembuhkan Yesus setelah tetangganya membawa dia kepada Tuhan dan memohon demi dirinya. Orang ini mungkin mempunyai kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang. Kecuali ia mampu berjuang menerobos kerumunan orang dan melihat mujizat Yesus dengan mata kepalanya sendiri, ia tidak mungkin mengetahui kuasa penyembuhan Yesus. Tentunya orang-orang yang lebih sehat dan kuat mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mengenal Yesus. Walaupun kemungkinannya sangat kecil, orang ini masih dapat mengalami belas kasihan Kristus. Kasih karunia datang kepadanya karena kasih dan iman tetangga-tetangganya, membawa dia kepada Yesus dan memohon demi dirinya.

Kita dapat dengan mudah berkata, “Kasihilah tetanggamu seperti dirimu sendiri”. Tetapi kita haruslah meneladani tetangga orang yang malang ini. Seperti kita, mereka telah melihat dan mendengar pekerjaan ajaib Yesus. Iman, entah kecil atau besar, telah tumbuh di dalam hati kita, tetapi apakah yang dihasilkan? Apakah kita menggunakan iman kita hanya untuk kepentingan kita sendiri, atau apakah kita mencari kepentingan orang lain, seperti yang mereka lakukan? Hal aneh yang ada dalam sifat manusia, adalah kita jarang sekali merasa puas dengan apa yang kita miliki. Seringkali iman kita “Saya percaya Allah akan melindungi keluarga saya… Saya percaya Allah akan menyediakan kebutuhan saya… Saya percaya Allah akan menyembuhkan penyakit saya.” Saat kita memohon kepada Tuhan, seringkali yang kita mohonkan adalah demi diri kita sendiri. Ayat di atas mendesak kita untuk mendoakan, karena iman, demi tetangga-tetangga kita.

Setiap waktu akan selalu ada saudara atau saudari kita yang lebih lemah daripada yang lain. Dalam keluarga tubuh Kristus, kita saling bergiliran menjadi orang yang lemah. Kebaktian dan PA dipenuhi dengan pengajaran-pengajaran yang indah, tetapi yang lemah mungkin sudah terlalu lemah secara rohani untuk memahaminya. Apabila kita sungguh-sungguh mengasihi tetangga kita seperti diri sendiri, maka kita harus memohon kepada Tuhan demi mereka. Seperti orang yang lumpuh harus ditolong untuk bertemu dengan dokter, orang yang lemah rohani juga membutuhkan saudara-saudarinya untuk membawa dirinya ke kaki Yesus untuk memohon belas kasihan.