Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya.
Mazmur 25:12

Dalam kehidupan sehari-hari, kita menghadapi saat-saat ketika kita harus mengambil keputusan. Kita harus memilih belanjaan yang ingin kita beli, memilih universitas, fakultas dan mata kuliah, memilih pekerjaan dan profesi, dan ide atau usulan apa yang mau dikemukakan dalam rapat. Tetapi mari kita sadari, bahwa tidak ada pilihan yang sepenuhnya ada di tangan kita, tidak semua hal selalu berjalan sesuai dengan kehendak kita.

Pilihan menunjukkan kebebasan untuk berkehendak, dan kita semua dapat menggunakan kebebasan memilih dari Allah ini untuk memilih apakah yang kita pikir merupakan hal yang terbaik. Mengambil keputusan dalam kehidupan dapat menuai hal-hal yang pahit, karena kita harus menanggung tanggungjawab atas setiap pilihan yang kita ambil, tidak hanya berakibat pada diri kita sendiri, tetapi juga pada orang lain. Kita adalah seperti para pengembara yang berkelana di persimpangan jalan kehidupan. Tetapi sebagai orang Kristen, kita beruntung karena mempunyai Allah yang mengetahui segala sesuatu yang ada di depan kita, termasuk jalan terbaik bagi kita.

Di Sunem, (1Sam. 28), orang-orang Filistin berkumpul dan berkemah untuk berperang melawan bangsa Israel. Raja bangsa Israel, Saul, melihat balatentara Filistin dan kengerian memenuhi hatinya. Ia memohon petunjuk Tuhan, tetapi Allah Israel tidak mendengarnya. Putus asa, Saul meminta nasihat dari tukang sihir di Endor, dan memintanya untuk memanggil arwah Samuel agar ia dapat memperoleh petunjuk.

Di dalam 1 Samuel 29, bangsa Amalek menyerang Ziklag dan menawan semua orang di sana, tua dan muda. Daud memohon petunjuk Tuhan, “Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah mereka kususul?” Tuhan menjawab, “Kejarlah, sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan melepaskan para tawanan”. Daud lalu mengejar musuh, mengalahkan mereka, dan membebaskan para tawanan (1Sam. 30:1-2, 8-9, 18).

Karena Saul memberontak melawan Allah, Allah tidak lagi menjawab permohonannya, atau pun menuntun pilihan keputusannya. Tetapi Daud takut akan Allah; karena itu Allah menunjukkan jalan yang harus ia lalu. Dengan membandingkan dua contoh Alkitab ini, kita dapat belajar dari kesalahan Saud dan teladan Daud. Apabila kita mempercayakan kehidupan kita kepada Allah dan takut akan Dia, kita mendapatkan pandangan yang lebih jernih pada jalan yang Allah kehendaki bagi kita di segala kesempatan.